Thursday, June 19, 2014

Sakit gigi

Ceritanya hari senin kemarin aku masakin sambel teri buat suamiku. Karena sebentar lagi mau pulang kampung akhirnya kita memutuskan untuk tidak beli2 makanan tahan lama karena stok makanan kita yang bawa dari indonesia masih banyak di kulkas. Salah satunya ya ikan asin itu. Hehehe...ceritanya ikan asin disini super mahal dan ga terlalu enak, makanya segala jenis ikan2an kita bawa dri indonesia yang rasanya dijamin yahuuuddd...

Alhasil sambel teri dan ca kangkung kesukaan suami berhasil dimasak dengan rasa yang tidak terlalu mengecewakan. Karena udah santai dan ga dikejar2 thesis lagi, habis masak kayaknya asik nih kalo boci alias bobo ciang. Ga tahu ngimpi apa, bangun2 pas ashar dan udah laper bingiiiittt, yup pasokan ca kangkung dan sambel teri masih banyak dan siap dilahap. Tapi makanya juga ga banyak2 amat, krn janjian sama suami ntar habis sholat ashar mau sepedaan keliling kampus nyari resto halal di depan main building.

Pas makan kok kaya ada yang ganjal di mulut pojok bagian kanan. Aku kira cuma sisa makanan aja dan aku biarkan aja alias lupa. Sampai pas sepedaan ada rasa2 ga enak di mulut dan tetepa dibiarin lupa. Sampai ga kerasa sepedaan udah jauh sampai di mudanyuan, kita nemu resto halal. Niatnya kita coba nih di resto makan menu andalanya dan esok hari mau ajak teman2 Lab makan2 bareng (mau nraktir ceritanya...)

Kebetulan menu utama yangrou chuanr (sate domba) di resto ini agak alot, kata suami si domba tua. Yawes aku makan sedikit dan sisanya aku wariskan ke suamiku yang udah tampak kekenyangan. Sehabis makan rasa ga enak dimulut sebelah kanan masih aja melanda bahkan makin menjadi. So, cant wait to reach at dormitory, ngebut naik sepedanya sesampai di dormitory langsung gosok gigi, nyari2 yang aneh bin ajab di mulut tapi tetep aja ga ketemu.

Paginya pas bangun buat sholat subuh rasa ga enak/sakit yang menjadi di mulut makin berasa, tapi dasar udah ngantuk jadi ya habis subuh langsung tidur lagi (hehehe). Nah, ini dia yang bikin jengkel plus kesel, bangun jam 8 an ini rasa mulut sebelah kanan pojok kaya ada sesuatu tambah ga ngenakin, so minta tolong suami liatin sehabis gosok gigi, dan tetep aja ga nemu apapun. Semakin siang rasa ga enak semakin menjadi, dan diputuskanlah untuk ke dokter gigi di rumah sakit kampus buat ngecek ada apa di mulut pojokan kanan.

Pas lagi makan siang si associate profesor nelpon, katanya suruh ngumpulin form plagiarism sama bagian akademik school 17, ebuset...dulu udah dikasih katanya ga perlu, eh sekarang diminta. Yowes akhirnya memutuskan untuk ke lab dulu ngasih form, habis ngasih form kita meluncur ke rumah sakit yang ga terlalu jauh dari lab, naik sepeda cuma 4 menit.Tapi sebelum itu aku telpon amina sahabatku yang udah jago cas cis cus bahasa mandarin buat jelasin kronologinya ke di isheng alias dokter gigi. Eh, si dia masih diluar kampus dan akhirnya kta janjian sekitar jam 2 buat ke rumah sakit bareng, tapi sebelumnya aku udah nelpon si pum buat nganterin ke rumah sakit, tapi sama aja doinya lagi diluar kampus dan malah ga tau mau balik jam berapa. Yowes, akhirnya jam 12.00 aku dan suamiku memutuskan untuk daftar dulu ke rumah sakit dan pulang terus ntar jam 2 dateng lagi. Tapi rumah sakitnya tutup alias istirahat dan akan akan dibuka lagi jam 2.

Teng, jam 2 kita  dateng ke rumah sakit mau daftar ke poli gigi, ternyata belum jodoh poli giginya hari itu tutup dan akan buka besok harinya. Ujubuset...yasudahlah  tahan dulu nih sakitnya, padahal udah nelpon amina berkali kali suruh cepet2 balik nih rasa sakit udah tak tertahankan. So, diputuskanlah untuk menanggung rasa sakit seharian, .untuk mengurangi rasa sakit suamiku setia mengoleskan counterpain ke pipi setiap kali aku mringis2 (kaya sakit otot aja). Syafakillah...

Jeng jeng jeng.... hari berganti, dan pagi itu aku langsung saja nelpon amina buat siap2 ke rumah sakit. Awalnya janjian jam 7 tapi karena aku baru bsia tidur jam 3 pagi, maka diundur jadi jam 8.30. Sampe dirumah sakit ternyata antrian poli gigi udah mengular (lebay), aku dapet antrian 25, tapi sambil ngobrol2 sama amina semua terasa singkat dan udah dipanggil2 aja sama perawatnya.

Awalnya ditanya "elu berdua bisa bahasa mandarin ga?" lalu aku jawab "dia bisa, gue dikit2 bisa" si perawat nanya lagi "nah sapa yang sakit si?" lalu aku jawab "gue, tapi dia yang mau jelasin, gue ga ngerti musti gimana jelasinya" (lebay, bilang aja ga ngerti kalimatnya hehehe...), so aku dipasangin oto dan disuruh rebahan di kursi dokter gigi. Pertama lihat udah ilfeel banget nih kursi dokternya jadul dan kotor, haduh bagian buang ludahnya kurang bersih, tapi yasudahlah. Si dokterpun dateng, si amina nyeritain kronoginya. Well, diceklah itu mulutku dan ga ngerti dikasih apa tapi kok kaya semacam obat bius lokal, terus si dokter ambil gunting sampai si amina teriak2 katanya "gue ga sanggup lihat deh, mulut elo udah berdarah2 gitu" geli juga nih dengerinya hehehhe....

Kemudian aku disuruh meludah, dan cruuutt... terang aja merah semua dan semacam kaya ada yang digunting2 gitu, eeee....yah gapapalah ga sakit kok. Kemudian si dokter jelasin kalo ga ada duri2 ikan yang ada cuma gusinya berdarah dan luka kemudian udah doi kasih obat di gusi yang luka, nih 20 minutes ga boleh makan or minum nunggu obatnya kerja. Oke, dan aku ga dikasih obat penghilang rasa sakit ato sejenisnya, terimakasih daifu....

Kelar dari poli gigi dirusuh bayar 4 yuan ke kasir, yee kemudian belanja beli makanan buat breakfast sama si amina ke chaosifa, suasana mulut masih aman terkendali. Well, seduah 20 menit bububuu.....sampe rumah dan duaaarrr sakitnyooooo kerasa, kaya habis operasi gigi 2th lalu. Ga dikasih obat ga dikasih apa, cuma meringis sampe nangis krn perih pooolll, akhirnya dikompres sama es batu, dan aku inget kalo bawa kaflam, obat sakit gigi anti inflamasi yang diwanti2 sama dokter gigi frans sewaktu di indo. Udah minum kaflam rasa sakit hilang, dan tidur, bangun sakit lagi....akhirnya malamnya WA si dokter frans, "dok, gusi gue bermasalah nih gue cuma bawa kaflam, dosis makanya berapa nih dok" kemudian teng si dokter balas WA "udah itu makan aja 2x sehari kaflamnya tapi lebih bagus kalo ada antibiotik" kemudian cari2 dilaci obat sapa tau ada antibiotik, dan tralala...dapet tuh antibiotik merk Amoxsan, kirim fotonya ke dokter frans, dan dibales katanya suruh makan 3x sehari dan 1 strip harus habis.

Well, sekarang udah agak mendingan walopun masih sangat sukar buat makan, memang bener nih kata lagu dangdut, lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi. Tapi kalo bisa si jangan dua duanga (ngarep.com)

Saturday, June 14, 2014

Graduation Guys...

Bismillah...

Alhamdulillahirobilalamin...my thesis have done by 3rd of june 2014. The time runs so fast, still could not believe that I could pass all the requirement. Still remember when I cried in the middle of the night because I felt how stupid I am, I could not solved the problem and I got nothing in here. Finally, those days were passed and I graduated, now....

Fabiayyiallaairobikummatukadzibaan?

Thanks to whom was come to my thesis presentation for give me "Jiayou", thanks to everyone and here we go...Uvi...dream will be come true, Insya Allah...


Below are the parts of my thesis acknowledgment, just wanna share those words for taken a memory in a deep heart (Alayyy) 

My deep gratitude is belong to Professor FAN Shang Chun, my supervisor, who probably believed me more than I did and also give me chance to be better in studied during this work. He was patient and respect me allot as his international student and gave me allot of assistance during my life in China especially in Beihang University. Also for Dr. Guo Zhan She, my associate supervisor, who always give me guidance, allot of example in my research, suggestion, material, method and idea to solve allot of research problem.
I would like to say lovely thank to all lovely Lab mates (Ān yīng, Hánjǐngxuān, Xù lóng, Cáo lè, Lǐyìlún, Lǐ jīng, Lǐ yàn) who help me to make a comfortable life in microsensor lab 1, enjoy the research and help me to translate allot of material which is given by chinese.
Also to my entire brilliant teacher in Beihang University who taught me courses during my study.
I would like to thank to president of BUAA and International school staff for their cooperation not only for my study but also for my scholarship.
Special thank to Chinese Government with Chinese Scholarship Council (CSC) who has funded all my study and living in China during my study.
Lovely thanks to my dear Indonesian friend in BUAA and my foreign friend (Uyen, Pum, Por, Teyebeh) for their support and good friendship not only in school but also in Da Yun Cun No.10 dormitory.
For my family (mother, father, sisterUmbang & husband, Uyi & husband and my sweet nephew – Ayang, Haidar, Azka, Nissa) who always give me prayer and warmth of love framed in desire. Special for my mother (Mrs. Sarwiyati) and father (Mr. Rodjingun), your simplicity never ask me more than I can do, for your tears and thousands of prayers said over the sake of my success. Thanks so much, I will be back for remove your longing.
For my dearest husband ever, Wahyu Hidayat for deep understanding and lovely life in china. The swittest moment during my study having someone beside me to share all of the happiness and sadness. Thanks to make my life colorful and perfect. Please hold my hand and let’s reach our dreams.

For my lord (Allah SWT) for allot of favors and blessings. And also my beloved prophet (Muhammad SAW) for the living guidance brings our life better. I expect your intercession on the Day of Judgment. Ashadualla illaha Illalah wa ashadu anna Muhammadurrosululloh

Friday, June 13, 2014

Saling percaya

Bismillah...

Alhamdulillah minggu ini sudah bebas dari tugas kampus, tinggal mengurusi form of leaving dan menentukan mau ambil sekolah bahasa dimana. Sekalian ingin sekali berbagi cerita, hehe... tentang kami (Rumah tangga kami) yang Alhamdulillah masih sangat bahagia dan semoga sampai akhir hayat akan tetap demikian. Amin.

Sebenarnya Alasan aku sendiri tak mau pulang ke Indonesia selepas S2 bukan karena tidak percaya sama suamiku disini atau sebaliknya, tetapi lebih tepatnya aku masih ingin belajar, rasanya memang berat melepas status sebagai mahasiswi. Well, bagi kami kepercayaan atau saling percaya itu number 1, lah buat apa kita mengikat janji jika nyatanya kita tidak saling percaya?

Saya tidak pernah marah jika suami saya chatting dengan teman wanitanya dan begitu pula dia pada saya. Mungkin sedikit rasa cemburu itu ada dan wajar, karena kita memang saling mencintai, tapi rasa cemburu kita tidaklah sampai menjadikan masing2 pihak terugikan. Rasa cemburu itu tidak sampai membuat saya melarang dia berteman dengan teman wanitanya dan begitu pua sebaliknya dia. Karena kami saling mempercayai. Kami menikah dan kami bebas berteman dengan teman kami masing2 asal masih dalam batasan wajar. Guys, menikah itu jangan sampai membatasi pergaulan kita. Itulah pernikahan yang sehat menurut kami. Malah diharapkan dengan pernikahan itu kita bisa mempunya banyak teman, saya misalnya, malah bisa punyai banyak teman dari ibu2 dan cewe2 PLN atau cewe2 teman suami saya, begitu pula sebaliknya dengan suami saya. Dan kami merasa sangat bahagia dengan itu.

Jaman jahiliyah pun saya pernah punya pacar dan Alhamdulillah suami saya tak marah dengan kondisi saya yang berteman denganya, karena kami sendiri sudah berprinsip, cemburu itu boleh dan wajar asal jangan berlebihan, bukankah Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan? Suami saya pun pernah suka sama teman wanitanya dulu walaupun tak sampai berpacaran tetapi its ok for me, jikalau dia masih berteman baik dengan teman wanita tersebut, saya akan menerima dengan senang hati dan malah bisa nambah silaturahmi. Bukan berarti dia sudah tak berteman baik, tapi memang kondisinya sudah beda dan hampir sudah lost contact.

Well, menikah itu menyatukan antara dua insan dalam segala hal. Diantaranya pertemanan, saya senang saya bisa punya banyak teman dan bisa silaturahmi dengan teman2 suami saya baik itu yang laki2 atau perempuan, begitu juga sebaliknya suami saya. Kita sudah tau batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh karena kita bukan anak kecil lagi. Saya mencintai dia dan dia juga mencintai saya, kami bukanlah tipe orang yang berperan layaknya polisi bagi pasangan kami. Justru menurut saya orang yang rasa cemburunya berlebihan itu tergolong masih sangat kenakan-kanakan atau dibilang alay. Yah gimana enggak? misal mau ketemu sama si ini si itu lapor, mau ini mau itu lapor, ketemu mantan pacar di FB aja dicemberutin berbulan bulan, Hey, dude loe itu udah alih fungsi jadi polisi ya? cemuburu ya oke tapi ala kadarnya donk...paling geli saya lihat aksi dan tingkah laku beberapa teman saya (maaf) yang sangat super duper over protect pada pasanganya masing2, bukan bermaksud apa, tapi layaknya hidup si suami itu cuma untuk dia aja apa? atau hidup si istri itu cukup untuk dia aja apa? Astaghfirullohaladzim

Justru keadaan demikian membuat kita hidup jadi gak nyaman dan gak tenang, apa2 takut, iya saking cintanya tapi ga over gitu juga kaleeee, kami memang bukan pasangan ideal, tapi kami akan menjadikan diri kami masing2 menjadi seideal mungkin. Semoga kita tetap bisa saling percaya dan menghargai kepercayaan pasangan kita masing2.