Wednesday, February 27, 2013

Jatuh Cinta-Patah Hati-Obsesi


Semua manusia yang normal pasti akan mengalami fase dimana dia akan mulai saling tertarik pada lawan jenis, fase ini biasa disebut dengan fase pubertas, pada fase ini akan terjadi saat seseorang menginjak baligh atau remaja. Biasanya seorang remaja akan mulai jatuh cinta pada saat menginjak usia 14 tahun (kira2 masa SMP) yang masih disebut cinta monyet, kemudian setelah menginjak SMA seorang remaja akan mulai mencari arti kenyamanan dalam mencintai lawan jenisnya, ini adalah tahap awal pencarian jati diri, biasanya seorang remaja akan mempunyai ketertarikan ke lebih dari satu orang, setelah masuk bangku kuliah seorang remaja akan memilih dari sekian banyak lawan jenis yang dia kagumi menjadi seorang saja, untuk kemudian dimantapkan dan akan dijadikan pelabuhan terakhir di hatinya (cieee elaahhh)...

Ngomongin cinta-cintaan, dan ketertarikan pada lawan jenis yang memang sudah menjadi fitrah manusia, aku juga pernah mengalaminya, kira-kira fase jatuh cintaku itu agak lambat dari remaja pada umumnya (aw aw aw) tanya kenapa? karena obsesiku saat itu hanyalah satu "sekolah dan sekolah", dulu aku cuma ngefans sama guru kesenian di SMP ku, aku mengagumi karya2 beliau, gambar2 beliau dan gaya mengajar beliau yang so much cool, beliau jarang berbicara, tapi langsung pada praktek2 seni menggambar dan memainkan alat musik yang bener2 oke bangeeettt. Sampai2 teman se-gank ku waktu SMP yang bener2 hobby seni langsung terlena saat pelajaran kesenian, yang kemudian menjadi mata pelajaran favorit kami. 

Kembali ke masalah fase jatuh cinta, pada saat SMP aku hanya menjadi pengamat teman2ku yang sudah mulai punya pacar dan ngomongin cinta2an yang pada dasarnya aku sendiri ga ngerti sama sekali. Sampai waktu itu aku inget banget ada beberapa teman laki2ku yang mengirimkan surat yang bisa disebut dengan surat cinta-pun tidak pernah ada yang aku balas. Karena yang ada dalam pikiranku, meskipun aku belum memahami apa yang disebut dengan cinta dan pacaran, aku hanya memahami satu hal  
cinta itu belum layak untukku dan memang belum saatnya aku membalas cinta karena aku belum mempunyai ilmu tentangnya, mungkin jika pengetahuanku sudah cukup dan saatnya tiba, aku akan seperti mereka yang mempunyai seorang teman disebut kekasih
Saat ujian kelulusan SMP yang waktu itu menjadi momok besar bagikupun Alhamdulilah aku lalui dengan lancar, belajar tanpa ada gangguan dan godaan apapun dari hal2 yang berbau asmara. Dan perjalananpun dimulai, hijrah ke kota satria membuat mindsetku berubah, dari super cupu menjadi sedikit gaul. Aku mulai mengerti kenapa teman2ku punya pacar, apa tujuanya dan apa yang mereka dapatkan dari hubungan itu. Layaknya teman2ku yang lain, aku mulai punya perasaan aneh ketika bertemu dengan lawan jenis, aku punya rasa malu yang berlebih dan rasa ketidak pedean membuatku semakin aneh, di SMK ini aku mulai mengerti dan belajar, jauh dari orang tua, minim komunikasi dan beberapa faktor aku memutuskan untuk mencintai seseorang (eng ing eng).
cinta ini hadir karena fitrah-Nya dan anugerah-Nya, manusia harus mengontrolnya, dan akupun punya tujuan dibalik hubungan asmara itu. Aku tak mau main-main didalamnya aku punya satu pikiran dan arah yang jelas, hubungan ini bukan main-main, ada sebab dan akibat dari ketidak jelasan arah sebuah hubungan, aku akan membawanya ke sebuah ikatan pasti yang disebut dengan pernikahan.
Namun bukan cinta namanya kalau tak patah hati, tak sejalan dengan keinginan, namanya juga masa pubertas. Nangis2lah, hampir pingsan2lah, yang tadinya selalu 5 besar dikelas (waktu SMP) sekarang harus jadi 20 besar. Sifat nakal dan keingintahuan yang tinggi tentang masalah perasmaraanpun muncul. Bantal dikamar kos selalu basah karena nangisin si dia, temen kos selalu dateng kekamar dan ga pernah absen buat dengerin curhat patah hati, nafsu makan berkurang, belajarpun males2an, akhirnya berujung untuk mencari pengganti dan pelampiasan. Tapi karena memang ga bakat dan ga ada feel sama sekali sama orang lain selain si dia, mau disodorin berapa banyak foto dan kenalanpun tetep ga ada yang nyantel.
Penyesalanpun mulai menyelimuti, kenapa perjalanan asmara pertama begitu menyakitkan? kenapa harus seperti ini awal dan akhirnya? dan aku bertekad, jika aku temukan si dia yang kedua, tak akan aku siakan, aku akan mencintainya ala kadarnya, apa adanya dan aku hanya mau dia jadikan pendamping hidup.
Obsesi untuk mendapatkanya kembalipun sangatlah besar. Kemudian sampailah pada suatu hari yang secara tidak sengaja aku dipertemukan pada sebuah aktivitas yang sangat populer dikalangan engineer dan melalui perantara sahabatku aku bertemu dengan si dia yang kedua, dengan berbagai lika liku kehidupan mahasiswa tingkat awal dan dengan mindset yang sudah jauh berbeda dengen mindset anak SMK, aku menemukan kecocokan didalamnya, karena aku sendiri type orang yang visioner dimana hidupku harus terplanning dengan jelas, tanpa sadar aku makin dekat dengan si dia yang notabene umurnya jauh labih tua dibandingkanku, aku merasa dia lebih dewasa dan bisa mengerti sepenuhnya diriku.

Selepas sholat mahrib dia menemuiku di asrama marvelous 4, dia mengatakan "aku suka kamu" dalam hatiku "tak ada salahnya kamu menyukaiku, so what?" dia menambahkan "aku mau nunggu kamu sampai lulus s2 dan tercapai semua cita-citamu" dalam hatiku "whats for, u dont need to do it for me" dia menambahkan "if u would like to be my wife"dan tak sepatah katapun yang bisa aku ucapkan setelah itu kecuali diam dan dia menambahkan " kamu tak perlu jawab sekarang" dan dalam hatiku "biarlah waktu yang menjawab apa yang akan terjadi 5 tahun kedepan"
Dan sekarang 3,5 tahun telah berlalu, hubunganku masih baik-baik saja, pun tak pernah ada ikatan sebelumnya antara aku dan si dia. tentu ada  harapan diantara kami dan keluarga bahwa setelah master degree ku di Beihang University ini kelar aku akan melanjutkan obsesi selanjutnya menjadi master of wife (hehehe ngarep.com)

No comments:

Post a Comment