Tuesday, February 4, 2014

Nikah itu benar benar menembus batas logika

Hari ini iseng2 liat Fesbuk, eh liat koment dari seorang teman kos soal treet kaskus yang membahas tentang nikah muda. Suka banget lihatnya, baca2 sampe deh ketemu kata2 yang keren banget "nikah itu benar benar menembus batas logika " haiyaaaahhhh....bener banget loh kawan, aku udah buktiin sendiri, yang namanya menikah itu banyak sekali hal2 yang semula kita anggap tabu dan ga mungkin terjadi tapi setelah ijab qobul dan "bim salabim or kun fayakun" bener2 jadi hal2 khayal diluar logika. Aku dan suamiku udah bukttin sendiri, so untuk lebih jelasnya mari dengerin deh curhatanku 

Awal aku ketemu dia (suamiku) kita udah mantepin untuk menikah, tapi bukan perjuangan namanya kalo ga banyak tantangan, wajarlah dia baru lulus S1 dan aku masih tahun kedua dibangku bahcelor degree otomatis buat keluargaku yang notabene study holic keputusan untuk menikah muda itu dilarang keras dan bener2 area forbidden untuk hubunganku dengan dia. Dan untuk keluarganya dia sebagai pihak laki2 pasti akan menentang dengan statusnya dia yang belum bekerja saat itu. Akhirnya dengan semangat yang tinggi aku dan dia saling bantu membantu untuk mengugurkan tembok penentangan itu jadi langkah pertama adalah aku harus selesesaikan study ku dan dia cari kerjaan yang sekiranya memenuhi requrement jadi menantunya ortuku, Alhamdulillah pintu rejeki pun dibukakan Allah untuk dia, tak begitu lama dia diterima di salah satu perusahaan BUMN. Full support penunjang study ku pun diberikan antara lain membantu tugas2 kuliahku yang notabene sama dengan tugas2 kuliah dia tempoe doeloe karena aku dan dia sama2 berkecimpung di dunia perlistrikan. 

Alhamdulillah aku bsia lulus tepat waktu, bahkan lebih cepat dari yang diprediksikan dan dengan predikat diluar dugaan (cumlaude). Namun setelah lulus dengan bonus plus2 itupun tak menggoyahkan naluri ortuku untuk menikahkan kami, Allah membukakan rejeki untukku menuntut ilmu ke jenjang master di negeri tirai bambu, sebenarnya aku diterima di 3 pemberi beasiswa sekaligus (Indonesia, China, Taiwan) namun aku harus menentukan 1 sebagai tujuanku dan aku memilih China sebagai negara tujuanku dengan berbagai pertimbangan. Tahun pertama kuliahku disini ortuku tetap saja tidak mau menikahkan kami. Namun semua keputusan itu muncul setelah menginjak tahun kedua diliburan musim panas aku pulang ke indonesia, dan Alhamdulillah kami direstui dan akhirnya kami menikah di tanggal 12 Agustus 2013 secara sederhana dengan segala poliemik yang ada (namun bagi kami sudahlah yang penting niat mulia kami untuk menikah tersampaikan). Disaat keputusan menikah itu kami sempat ragu karena mungkin jauhnya jarak akan memisahkan hubungan pernikahan kita yang baru terhitung hari, apalagi suamiku yang jauh sebelum keputusan pernikahan itu diberikan ortuku, dia dinyatakan sebagai kandidat cadangan di universitasku, jadi niat kuliah bersama itu terancam gagal. Dan pengumuman itu baru diberikan di akhir2 saat semua open recruitment beasiswa dari pemerinta China sudah closed.  Namun kembali lagi, "nikah benar-benar menembus batas logika", bukti yang pertama sebelum ijab qobul, tepatnya pada saat semua keluarga besarku dan dia berkumpul untuk merundingkan kapan hari pernikahan kami, ternyata ada pengumuman dari International School di universitas aku menempuh jenjang master bahwa suamiku dinyatakan diterima dan mendapatkan full beasiswa dari pemerintah china, Subhanallah, berarti satu tembok rintangan setelah pernikahan kamipun bisa terlewati, Semakin mantaplah kami untuk menikah. Kemudian setelah ijab qobul, cobaan-cobaan terus berganti dan Alhamdulillah aku dan suamiku bisa lalui bersama semuanya. Kalau boleh flasback, rasanya aku tak mau pulang untuk liburan musim panas tahun ini jika hasilnya aku akan menemui begitu banyak cobaan seperti ini. Namun yang aku pikirkan saat itu, cobaan itu adalah salah satu cara Allah menaikan level kita, Alhamdulillah suamiku dan keluargaku terlebih ibuku selalu menyemangatiku, bahwa hidup tak selamanya mudah tapi juga tak selamanya susah, insya Allah setelah cobaan ini berhasil aku lewati akan ada hal yang paling indah diujung pulau sana. Cobaan selajutnya adalah suamiku belum dapat ijin dari tempatnya bekerja untuk bisa cuti dari kerjaan untuk sekolah selama 2 tahun itu. Jadi semua masih gambling, apakah dia mau berangkat ke china atau tidak. konsekuensinya jika dia tidak dapat cuti dan dia tetap mau kuliah dia harus keluar dengan membayar denda yang nilainya sangat besar karena kontrak kerja dia sebagai pegawai pemula minimal 5tahun, dan dia baru menjalaninya 3tahun. Karena ada teman yang mendapatkan beasiswa serupa di negara lain, tapi dia terpaksa merelahakn beasiswanya karena perusaahn tak memberikan ijin cuti ataupun cuti bersyarat, intinya mau lanjut kerja atau resign. Jujur saja kami tak punya uang sebanyak itu untuk membayar denda, jadi solusi satu2nya adalah aku dan dia harus bersabar untuk berpisah sekitar 1 tahun lamanya atau suamiku kehilangan pekerjaan plus membayar denda, sungguh sebuah pilihan yang sulit. Belum ada pilihan yang kami putuskan namun suamiku memutuskan untuk mengambil beasiswa itu dan dia berusaha meyakikan aku bahwa rejeki itu pasti ada dan akupun yakin suamiku akan mendapat ijin tanpa harus resign. Tak lupa kita tetap berdoa semoga saja ada pertolongan dari Allah yang tidak disangka-sangka. 

Benar adanya seminggu sebelum kami berangkat, semua persiapan baik paspor dan visa untuk suamiku sudah jadi datanglah kabar dari suamiku bahwa dia mendapat email dari kantor bahwa permohonan cutinya disetujui plus selama dia cuti, masa kerja dia tetap dihitung jadi bukan cuti lagi namanya tapi "tugas belajar" pluuuusss tetap dapat gaji pokok perbulan, subhanallah padahal peraturan itu tak ada loh didalam SOP perusahaan tentang cuti belajar karyawan. Dan anehnya kenapa temannya teman suamiku yang diceritakan diatas, dia tidak dapat cuti dari perusahaan? padahal mereka bernaung dibawah perusahaan yang sama. Aneh bin ajaib. Aku cuma berpesan pada suamiku disaat kami berbagi cerita dan mengambil keputusan. Aku yakin bahwa dia dapat ijin walaupun tak ada dalam SOP, dan dia menyanggah, tapi kalo tak dapat ijin apakah kamu mau mendampingi aku yang nantinya tak punya kerjaan dan kita mulai dari awal? kemudian aku jawab, bukankah perkenalan kita juga dari awal? aku masih kuliah, kamu baru lulus dan kita sama2 tak punya apa2, dia jawab iya sih (heheh...nyahoo), kemudian dia bilang lagi, tapi tak ada di SOP perusaahn untuk cuti karyawan dan temanya temanku juga tak dapat cuti, dan aku jawab lagi, sekarang gini apakah kamu yakin bahwa aku istri yang solehah?, dia jawab insya Allah yakin kalo ga yakin ngapain aku milih kamu, kemudian aku tanya lagi, nah kalo kamu yakin kenapa kamu ragu bahwa kamu ga akan dapat ijin cuti? aku kan insya Allah akans elalu mendoakan kebaikan kamu, kebaikan aku dan kebaikan keluarga kecil kita, jadi aku akan selalu mendoakan disetiap sujudku agar kamu diijinkan oleh perusahaan, bukankah doa seorang istri yang solehah akan diijabahi Allah? kemudian dia jawab iya, aku yakin sekarang. 

So sweet banget ga sihhh.... (lebay) dan Alhamdulillah, sekarang kami sangat bahagia, rejeki terus mengalir tak disangka2, hubungan keluarga kamipun sekarang sangat baik, bahkan study disini semakin lancar dengan keberadaan suamiku disampingku. Ada teman berdiskusi berbagai masalah, dari masalah kuliah, kantor sampe masalah hati, karena kami satu kampus jadi kami bisa satu asrama, merasakan honey moon di negeri tirai bambu, seperti biasa karena kami study holic jadi honey moon pun kami habiskan dengan pekerjaan kampus, aku thesis dan dia kuliah, namun kami sangat menikmatinya. Walaupun kami tidak tinggal di apartment mewah, hanya kamar asrama kecil yang kami jadikan ruang serbaguna, namun disetiap sudutnya selalu tertulis dan terukir cerita cinta kami disini, disetiap sudutnya selalu terukir prestasi2 kami disini, disetiap sudutnya selalu terlafaz asma-Mu disini dengan cinta kami, karena kami bertemu dari majelis ilmu dan dengan ilmu kami bersatu dan kami sangat bahagia. 

Terimakasih Allah telah mempertemukan kami disuatu majelis ilmu yang penuh barokah yang telah memberikan cerita cinta yang sangat indah bagi kami dan juga harapan kami, dari kami akan lahir calon2 penerus yang tangguh melebihi kami yang selalu menyebut nama-Mu dalam setiap langkah perjuangannya, yang bisa jadikan teladan dalam sepanjang kehidupanya, yang selalu mengingat-Mu dalam setiap nafasnya. Amin. 

No comments:

Post a Comment