Apakabar dengan kehidupan baruku?? Yeaaahhh Alhamdulillah kehidupanku yang baru sudah mulai tertata, sudah mulai rapih walaupun awalnya sangat2 berat, hampir nyerah kalo aku ingat semuanya. Mulai dari poliemik pra dan pasca pernikahan, setelah poliemik mereda, tepatnya 2 minggu setelah pernikahan dan suami sudah harus kembali ke rutinias pekerjaan, tubuhku mulai drop !!
Tepatnya hari kamis malam, setelah minggu sorenya suami pamit berangkat ke rumah mertua dan akan lanjut perjalanan ke Tuban. Malam itu aku ga bisa tidur (waduuuh kebiasaan ada suami yaaa neng, hehehe) bukan karena apa tapi karena seluruh tubuhku menggigil dan panas tinggi, namun aku tahan2 dan coba untuk memejamkan mata dan Alhamdulillah berhasil. Paginyapun aku tak bisa bangun namun aku paksakan saat aku dengar suara motor ibuku, sambil merangkak aku panggil2 ibuku dari jendela rumah untuk memanggilkan tukang pijit langganan keluargaku, karena benar2 seluruh tubuhku rasanya sakiiit dan pusing, mual dan sebagainya. Siangnya tukang pijit yang biasa aku panggil si mbah itu datang. Kemudian setelah memijit seluruh tubuhku selama kurang lebih 2 jam (lamanyaaa) aku bisa jalan walaupun masih sengkoyongan dan aku yang tadinya belum makan apapun mencoba mengisi perut dengan pisang goreng buatan ibu. Karena tidak ada orang dirumah setelah makan itu aku mencoba untuk tidur lagi. Tapi sia2 panas dingin itu datang lagi, walaupun sudah agak mendingan tapi tetap saja aku tak bisa tidur. Akhirnya aku ingat bahwa diatas lemari es ada obat penurun panas, bergegas aku bangun dan aku makan obat itu. Alhamdulillah setelah makan obat aku bisa langsung tidur karena efek obatnya.
Saat waktu duhur suamiku menelpon menanyakan kabar, kemudian aku bilang bahwa sakitku kali ini mirip sakitku waktu opname di RS 2 tahun lalu, dia menyarankan aku untuk sholat, tapi aku tak bisa karena aku belum mandi suci dari tamu bulanan, rencananya akan mandi hari ini tapi untuk sekedar bangun saja aku tak bisa, akhirnya dia menyarankan bersuci pakai debu yang ada disekitar saja. Akhirnya aku tayamum pakai debu yang menempel di meja dekat ranjang (ketahuan mejanya kotor hehehe) lalu sholat dibalik selimut sambil tidur karena aku tidak bisa bangun sama sekali. Setelah sholat aku tertidur. Kemudian Ibuku pulang dari kantor dan melihat kondisiku dikamar yang terbaring sangat lemah, langsung mengajaku ke RS namun aku bilang aku belum mandi karena tak bisa bangun, kemudian ibuku membawakanku makanan dan memaksaku untuk makan. Alhamdulillah aku paksakan untuk makan dan setelah makan aku bisa bangun dengan tertatih ke kamar mandi dan mandi. Setelah mandi dan sholat ashar, ibuku menyuruhku untuk berkemas dan membawa pakaian secukupnya, beliau menginginkan aku untuk opname saja di RS.
Setelah semua siap aku diantar ibu, bapak dan salah satu tetanggaku ke RS Banjarnegara. Tetanggaku mengira kalau aku hamil, tapi aku bilang bagaimana mungkin orang aku saja baru suci dari tamu bulanan. Kemudian sampai di parkiran RS, ibuku langsung bergegas mencari pintu IGD, aku dituntun tetanggaku keluar dari mobil setelah bapakku memarkir mobil dengan aman, sekeluar dari mobil aku langsung muntah 4x. Semua makanan yang aku makan dari pagi sampai siang keluar semua di parkiran RS. Kondisiku makin melemah. Setelah ibu menemukan IGD, aku dituntun kesana, di IGD aku diperiksa oleh dokter. Kemudian si dokter menyarankan untuk rawat jalan saja, jika kondisi tidak membaik selama 3 hari maka aku disarankan untuk ke poli penyakit dalam, indikasi penyakitku magh kronis dan butuh banyak istirahat namun tidak eprlu opname di RS. Namun ibu tetap tidak tega untuk membiarkan aku hanya dikasih obat jalan, kemudian dengan berbagai cara ibu membujuk pihak RS untuk memberikan aku kamar inap, namun sayang kondisi RS sedang penuh dan tak ada kamar kelas kosong kecuali kelas 3 yang diisi banyak orang, dan dokter tidak mau memberikan kamar itu karena takutnya penyakitku bertambah parah dengan dicampurnya aku dengan orang2 yang sakit lainnya. Kemudian ibu menelpon salah satu anak rekan ibuku yang bekerja di RS, sembari menunggu beliau datang kami duduk2 di ruang tunggu IGD karena resep obat dari dokter belum diberikan. Kemudian aku melihat ada pasien baru yang kelihatanya kondisinya sangat parah dan meminta kamar untuk opname, namun pihak RS tidak memberikanya kecuali kalau mau dikelas 3 atau menunggu hingga hari senin. Karena ibu tetap bersih keras mencari kamar untukku, kemudian aku menasehati kalau sebenarnya orang itu lebih berhak mendapatkan kamar kalaupun ada kamar kosong, karena kondisinya jauh lebih buruk dari aku. Mendengar penjelasanku nampaknya ibuku mulai menyerah, kemudian dokter memberikan aku resep yang harus aku ambil obatnya di instalasi farmasi RS. Setelah mengambil obat, anaknya rekan ibuku menghampiri kami dan dia bilang bahwa benar tidak ada ruang kosong kecuali kelas 3 yang dicampur dengan pasien lain. Beliau sudah mencarikan mulai dari VVIP, VIP, kelas 1 dan kelas 2 semua terisi penuh dan sudah ada waiting list sampai hari senin. Jadi sudahlah perjuangan untuk opname dihentikan dan kami pulang ke rumah. Berharap esok kondisiku membaik dengan makan teratur dan istirahat cukup.
Tiga hari kemudian kami kembali lagi RS namun kali ini dokter RS menyarankan kami untuk langsung ke dokter praktek poli penyakit dalam yang ada di depan RS. Saat diperiksa aku menjelaskan semua keluhan sakitku dan perihal aku harus ke china 2 minggu lagi, sehingga si dokterpun menawarkan semua fasilitas check lab yang nilai rupiahnya lumayan. Hemm...namun suamiku menjelaskan dalam telp bahwa berapapun pasti akan diganti oleh perusahaan, jadi cek saja. Setelah kami menyanggupi, si perawat segera mengambil sample darah dan urine, kemudian kami menunggu sekitar 45 menit untuk melihat hasilnya. Setelah hasil lab keluar, dokter memberi tahu bahwa aku positif terkena thypus walaupun masih stadium awal dan juga magh. Disarankan untuk menjaga pola makan dan teratur minum obat.
Sejak saat itu jenis makananku berubah jadi makanan yang lembut dan tidak berserat. Awal2 agak bosen juga tapi mau gimana lagi. Aktivitas pun tetap aku lakukan. Nah ini yang tak bisa di tolerir, ditengah sakit yang melanda aku harus bolak balik jogja-rumah untuk mengurus tes TOEFL dan segala macam tetek bengeknya. Namun aku nikmati saja, asalkan aku tak telat makan dan obat insya Allah everything will be fine.
Sebelum berangkat ke China aku menyempatkan ke dokter lagi dan mengecek kondisi thypusku Alhamduillah setelah cek yang kedua dokter memberi tahu bahwa HB darahku sudah naik dan kondisiku sudah baik, hanya perlu dijaga pola makan dan jangan terlalu banyak pikiran.
Namun aktivitas tidak berkurang karena segala persiapan keberangkatan ke china dan kepindahan suamiku itu, ya mau gimanapun aku sebagai istrinya harus membantu suamiku. Walaupun suamiku menyarankan untuk istirahat saja dirumah, tapi tetep aja rasanya ga tega kalo dia harus beres2 sendiri (alesaaan, bilang aja maunya berdua terus). Sampe di tuban pun suami ngajak aku ke kantor gara2 di kosan dia sendirian ntar kalo sakit lagi ga ada yang nemenin (cieeeh ileee...)
Setelah pindahan yang memakan waktu lumayan lama dan melelahkan, kita transit di jogja dulu buat ambil visa di agen lalu istri yang kece ini nodong kacamata baru hehehe...lumayan melelahkan perjalanannya karena suami jug harus bantuin nyetir, kalo suami nyetir istri nemenin disamping tapi sambil tidur ya hahahha....alesanya sama, cape sayang....hahahha (alibi)
Setelah acara pindahan selesai sekitar 4 hari setelahnya tibalah saat perpisahan dengan indonesia. Seperti biasa karena perjalanan kami start di Adisucipto-jogja dengan rute jogja-malaysia-beijing, jadi kami pagi2 buta udah berangkat dari banjarnegara. Malam2 semua koper dan barang2 yang jumlahnya lumayan buanyak sudah dimasukkan ke bagasi mobil, jadi jam 2 udah start dan seperti biasa sang supir si bapak dan si suami harus ready membawa penumpang ke jogja hehe...
Sampe di jogja kondisi tubuh masih fit, bahkan sampe saat mau terbangpun masih oke. Padahal sempet berurusan dengan masalah bagasi yang isinya nuget dan harus ditinggal, alhasil si ibu suruh njemput bagasinya di bandara. Nah tibalah di malaysia, gara2 telat makan barang 2 jam langsung ga bisa kompromi. Mual, perih, letih, lesu, menggigil semua jadi satu. Dipaksa makan bekal dari ibu tetep menggigil, udah beli teh panas dan sup panas rasa menggigil tetep ga mau hilang dan kita harus cepat2 check in untuk penerbangan ke beijing. Dikarenakan kondisi tubuh yang mulai drop,kita sampe mau telat check in, dan well bagasi kita yang dibawa ke cabin kena inspeksi katanya kebanyaken, karena saat itu yang bawa cabin bagage cuma si mas, aku udah lemah sempoyongan, dan jeeeeng jeeeng kita disuruh milih, mau ditinggal apa mau ditaruh bagasi dengan bayar. Udah ngeyel sama mas2 nya tapi masnya tetep saja malah tamah nyebahi dan galak, cakep2 galak...(derita naik Air asia). Akhirnya daripada rempong bagasi cabin yang 1 tas kita masukkan ke bagasi bawah dan check in lagi. Alhasil kita harus bayar 1,5juta untuk bagasi itu, Yasudahlah bagi2 rejeki, doaku saat itu ya Allah berikan kami kesabaran dan kemurahan rejeki. Karena doanya orang yang teraniaya kan diijabahi. Lah ga teraniaya gimana, wong lagi sakit gitu barangnya dibawa suami eh malah si mas2 penjaga pintu check in ngotot tanpa rasa kemanusiaan sedikitpun, dan omongnanya udah dihalus2in pake bahasa melayu dan bahas inggris tetep aja songong, dikira kita ga punya duit apa, yaudah aku suruh suami ke counter checkin aja bayar semuanya. Biar miskin tapi punya harga diri. Astagfirulloh masih aja ada ya crew pesawat se songong ini.
Sudahlah lupakan tragedi 1.5juta melayang buat bagasi. Yakin Allah akan menggantinya suatu saat nanti. Amin. Masuk dipesawat Alhamdulillah kondisi mulai membaik, walaupun tetep ga bisa tidur gara2 pesawat yg rame dan lampunya ga dimatikan. Kalo kaya gini ampun deh ga lagi2 naik AA. sampe beijing masih tengah malem, dan kita memutuskan naik taksi ke Da Yun Cun.
Well, sampe di Da yun Cun, kita mulai prepare buat registrasi suami tapi karena pagi buta dan ternyata kamarku sudah dihuni maka suami harus aku titipkan ke teman untuk istirahat. Siangnya kami registrasi. Walaupun kita belum dapat kamar yang bisa bareng, tapi suami menguatkan aku dan next day kita coba loby meloby dan cari2 info apakah married couple without child bisa tinggal 1 flat di asrama atau tidak. Dan Alhamdulillah hari ke 2 kita loby ke pihak sekolah mereka menyetujui dan segera mencarikan kamar kosong yang single buat kami, padahal hari sebelumnya kita udah loby ke pihak asrama katanya ga bisa dan ga ada flat single buat kami, eh sekarang giliran yang nyuruh pihak sekolah ke pihak asrama langsung di eksekusi, nyahoooo tuuh yang bohong ketahuan, bilangnya ga ada kamar kosong, nah ini taunya ada... huuuuu...
Alhasil kamar 808 Da Yun Cun jadi kamar kami. Setelah pindahan selesai dan kamar sudah terkondisikan, tibalah saatnya aku sakit lagi. Kali ini parah karena aku ga bawa obat yang cukup. Dan setelah kontak2 ke salah seorang teman yang belajar kesehatan di china, ternyata thypus adalah penyakit tropis dan tidak ada di china. Pantes aja aku ke dokter di RS kampus bilangnya aku sehat, padahal jelas2 lemah, letih,lesu kaya gini. Walhasil, temanku mencari2 temannya dia yang punya obat thypus, dan dibawakanlah ke aku 2 botol sementara aku sibuk cari temenku yang bisa belikan di indo dan kirim ke beijing.
Dengan 2 botol obat pemberian temenku dan istirahat selama 1 bulan penuh dan makan bubur setiap harinya, Alhamdulillah kondisiku membaik tentunya dengan perawatan ekstra sabar dari suamiku yang selalu setia merawat dan menjagaku disini. Semua pekerjaan rumah dia yang kerjakan setiap harinya. Karena aku ga boleh ngapa2in, sampe di minggu ke 3 bed-rest ku aku mencoba keluar asrama dan jalan kaki ke walmart beli barang2 kebutuhan. Tapi baru berapa langkah sudah sempoyongan, di walmartpun sampai tak tertahankan rasa pengen gabruk, akhirnya suami cepat2 membawaku pulang. Alhamdulilah hari demi hari terlewati dan setelah 1 bulan penuh istirahat kondisiku membaik. Obat pesananpun sampe di beijing dalam 3 periode. Pertama nitip ke teman kontraktor dari china yang kerja di kantor suami yang kebetulan dia mau liburan ke kampung halaman di beijing, dari dia ada sedikit obat yang dibeli di jakarta. Kedua dibawa oleh teman jogja yang berangkat ke beijing, obatnya adalah obat ekstrak cacing tanah yang dibeli di toko obat china yang ada di indo. Ketiga dibawa oleh teman indo sekampus yang istrinya dokter, dari beliau aku minta dibuatkan resep persis seperti resep dokter Budi (dokter penyakit dalam di banjarnegara) yang resepnya minta di fotokan oleh bagian administrasi keuangan perusahaan suamiku, karena setelah kita berobat kita bisa minta reimburs dengan menujukkan kuitansi. Alhamdulillah obat tersebut tidak ada yang dimakan lagi karena Alhamdulillah aku sudah ga kambuh2an lagi. Usahakan hidup teratur dan makan teratur. Sebenarnya obat Thypus yang kurasa sangat ampuh itu ekstrak cacing tanah yag diambil langsung dan dibuat langsung seperti yang pernah dibuatkan oleh ibuku dan sodara sepupu suamiku waktu aku belum berangkat ke beijing. Tapi berhubung disini kami tak punya halaman dan kata suami cacing yang sering dijumpai di taman depan asrama itu bukan kriteria cacing tanah yang digunakan untuk obat. Jadi ya kita ga bisa bikin sendiri.
Oya, selama aku sakit sebelum aku pergi ke beijing, sodara suamiku membuatkan aku obat dari ekstrak cacing selama aku ada dirumah mertua. Setelah aku pulang kerumah ibu, suamiku yang bikin berdasar instruksi dari mbak sepupu, kemudian kalau suamiku ga sempet bikin dan persediaan obat mulai menipis ibuku yang bikinkan. Subhanallah betapa aku diliputi orang2 yang sangat mencintaiku. Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu distakan?padahal cacing itu sangat menjijikan ya, tapi mereka mau membuatkan aku obatnya, dan kebetulan aku pecinta jamu jadi ga perlu rewel buat minum obat itu walaupun terbuat dari cacing tapi ya aku minum aja toh cacingnya udah disaring dan dibuang dan rasa jamunya-pun enak kaya jamu kunyit asam yang biasa aku makan, hehehe...
Well, dan selama aku sakit di beijing, suamiku masak makanan yang lembek2 dahkan dipun ikut makan makanan lembek itu. Karena kalo dia makan makanan yang beda dari yang aku makan, maka aku bakal ga mau makan bubur lagi (reweeelll), saking bosenya makan bubur sampe aku mogok makan. Betapa sabarnya suamiku itu (jadi makin cintaaa) hehehe....
No comments:
Post a Comment