Ternyata jalan menuju master engineer tidak semulus yang dibayangkan. Memang manusia tidak akan pernah dinyatakan berhasil sebelum diuji. Bahkan konsultasi ke co-associate profesor pembimbing-pun penuh dengan lika-liku dan full of ujian. Oh..Allah (please uvi jangan ngeluh, jangan ngeluh dan jangan ngeluh).
Setelah berlari-lari mengejar target thesis yang lumayan "heboh", minggu lalu aku dapet acceptance dari co-associate buat "ya sudah simulasimu cukup" dan aku bisa berkata "Alhamdulillah". Namun dibalik kata-kata simulasi cukup itu dia menambahkan coba dihitung ini sensitivity-nya dan aku pikir "ah menghitung aja" namun pada akhirnya guys...proses menterjemahkan cara menghitung dan cara mencari value yang bener itu sangat panjang dan full of gontok2an dengan Mr. Wahyu Hidayat sampe kayaknya kalo kepalaku diukur dengan alat ukur arus ini udah mau meledak dan berasap-asap dari seminggu yang lalu dan sanpai sekarang belum ketemu !
Ini kalkulator kayaknya udah mau nimpuk mukaku karena tiap hari dipencet2 dan ga nemu2 hasilnya. Namun guys ini adalah sebuah proses dan konsekuensi dari semua keputusan yang sudah aku ambil. Misal teman2 postgraduates 2012 pada milih lulus 2.5 tahun, aku memilih 2 tahun, dan ga banyak yang memilih 2 tahun karena memang berat !
Namun berat itu jika dipikul sendiri kan? Alhamdulillah aku pikul bersama beban itu dengan suamiku. Memang tidak terlalu berat buatku setelah aku dapat acceptance mau lulus 2 tahun. Tapi aku harus berlari-lari. Ibarat kerja sampe tengah hari, makan nasi telur goreng tiap hari dan bla bla bla. Ya ujung2nya yang harus dikorbankan adalah suamiku (maaf ya sayang) tapi Alhamdulillah semoga kesabaranya memang tak terbatas buat istri tercintanya ini.
Sampe sekarang ini detik ini saat konsultasi aku masih belum nemu nilai yang diminta co-associate dan oooowww dia bilang setelah hitungan ini aku harus menghentikan semua aktivitas simulasi dan hitungan pokoknya nulis saja !
Hey man, aku udah mau nulis juga tapi masalahnya ini nilai yang kamu mau berapa??? Intinya guys, apapun itu konsekuensi yang kamu ambil pasti ada proses yang penuh hikmah didalamnya. Alhamdulillah aku punya banyak hikmah dari rumus coriolis ini, banyak cabang ilmu yang aku dapat dari rumus ini, walau melelahkan dan berasap-asap kepalaku tiap hari, tapi yakin, akan ada manfaat besar dibalik rumus ini.
Master engineer 4 bulan lagi sudah didepan mata, aku harus kencangkan ikat kepala jangan sampe oleng dan kebul-kebul dulu. Nulis naskah thesis dan naskah publikasi juga need long time, bukan mengeluh tapi mencoba mengobarkan semangat yaa. Sebelum menjadi ibu yang hebat harus jadi murid yang hebat, biar ada cerita buat anak cucu kalo nih si ibu waktu kuliah bla bla bla. Jadi seberat apapun proses yang kita jalani, tetep harus semangat dan ambil hikmah dibalik kesukaran2 itu. Oke !!!
No comments:
Post a Comment