Monday, September 29, 2014

Fabiayyialaa i robbikummatukadzibaan

Subhanallah, Allohuakbar, Sekarang memasuki ulang tahun pernikahan yang pertama arah kehidupan semakin terlihat walaupun samar. Rejeki pun datang dengan kuasa Allah, seneng banget dan surprise ulang tahun pernikahan dapat kado yang tak terduga dari ibu. Kata ibu ini kado rombongan, yang wisudaan S2, yang ulang tahun ke 23, yang ulang tahun nikahan ke 1 dan sederet doa terpajat dari surat ibu dalam bungkusan itu. Huhuhu langsung nangis deh... Ibu memang ga bisa kasih surprize party tapi over all, walaupun surprizenya diwakilkan tapi aku tetep super bahagia, bukan kadonya bukan nilainya, kalau mau dibilang mungkin nilainya terbilang sangat woow memasuki angka 2 digit didepan tapi arti perhatian yang berlimpah itu yang sangat wonderfull, Ibu sudah mempersiapkannya jauh jauh hari sebelum aku pulang dan 3 hari sebelum aku balik ke beijing ibu memberikan mandat pada mba tarti buat bikin surprize party. Surptize party dari Suami juga ada, aah dia juga ga mau kalah...ya seperti yang ku minta insya Allah bisa buat nabung. Alhamdulillah rejeki sedang membenjiri kami, tapi kamipun tak mau kufur nikmat. Alhamdulillah Bapak sama Ibu membuatkan rumah untuk kami, biar di kampung tapi kami tetap sangat berterimakasih.
Sekarang hidupku serasa lengkap. Amanah dan keinginan orang tua agar aku cepat menyelesaikan S2 ku terbayar sudah. Dan sekarang aku ingin rehat barang sejenak, aku mengikuti suamiku di Beijing, dan untuk mereduksi biaya sewa rumah, akhirnya aku ambil kuliah bahasa mandarin di kampus agar aku diijinkan tinggal di kamar yang dulu berdua dengan suami dengan membayar separuh harga. Memang kuliah bahasa disini harganya fantastis, tapi suamiku bilang "uang itu bisa dicari, tapi momen kebersamaan itu sangat jarang" jadi ya walaupun baru datang di beijing kami sudah di todong hampir 20juta untuk bayar uang sekolah dan uang asrama, kami tetap bersyukur karena Allah masih memberikan kami rejeki untuk makan dan minum, Allah masih memberikan aku kesehatan untuk ke kelas tiap pagi sampai sore, Allah masih memberikan suamiku kesehatan untuk membantuku menyelesaikan pekerjaan rumah yang tercecer dan sebagainya. Walaupun berat setiap pagi sampai sore di kelas dan malam juga harus mereview banyak pelajaran tapi aku sangat menikmatinya. Alhamdulillah setidaknya beban dan janjiku pada bapak ibu sudah terbayarkan. Walaupun jika aku menunda kelulusan (karena beasiswaku 3 tahun) 1 tahun aku bisa sekolah bahasa dengan biaya yang jauh lebih murah, aku bisa dapat asrama gratis dan tentunya uang bulanan dari kampus. Tapi bukankah rejeki sudah dibagi-bagikan secara adil oleh Allah? Awalnya aku yakin karena ada iming-imingan beasiswa dari pemerintah indonesia, kemudian mengajar bahasa indonesia untuk foreigner dan mengajar agama islam untuk anak2 kecil di sini. Dan walaupun nyatanya sampai sekarang beasiswa dari pemerintah indonesia masih tercegat, tawaran mengajar baha indonsia masih belum jelas dan rutinitas mengajar agama islam masih belum dimulai aku masih sangat bersyukur karena Allah memberikanku ketrampilan memasak dan menjahit, tak disangka pula kemarin ada yang pesan masakanku untuk acara pengajian mahasiswa, Alhamdulillah, sedikit itupun rejeki aku masih sangat bersyukur. Berdua dengan suamiku disini dalam keadaan sehat saja aku sudah sangat bahagia. 
Aku ingin memanfaatkan momen berdua disini atau bahkan nanti bisa bertiga saat kami kembali ke tanah air? what a happy I am. Momen ini akan sangat jarang aku temui saat mungkin aku sudah bekerja atau suamiku sudah mulai bekerja.

Sebenarnya kemarin sebelum pulang aku sempat ragu, karena tawaran CPNS di FT Unsoed sangat menggiurkan. Bekerja disana, selain lebih dekat dengan ibu dan bapak yang insya Allah akan aku rawat hari tuanya juga lebih terasa nuansa Desa-nya. Kemudian tawaran dari sekolah tinggi telkom (dulu AKATEL) juga sudah cukup membuat aku ingin membatalkan tiket terbang ke Beijing. Namun aku bukan type orang yang kacang lupa kulitnya, aku masih harus berbakti pada almamaterku, UGM yang membawaku go international. Walaupun sampai saat ini belum ada tindak lanjut dari pihak sana namun aku ingin menungguinya selama 1 tahun, jika dalam kurun waktu itu tetap tidak ada tindak lanjut, mungkin langkah kedepan harus segera ditentukan. Mengingat usiaku yang semakin bertambah, kebutuhan hidup yang harus segera dicukupi, dan lain sebagainya.

Sebenarnya aku sangat menikmati aktivitasku ini, mungkin aku tipe orang rumahan yang sangat suka memasak, menjahit dan segala yang berkaitan dengan rumah. Namun aku juga tak bisa dipisahkan dari kehidupan kampus dan sekolah, karena dari dulu dari dikandung aku sudah merasakan atmosfir sekolah yang ibuku seorang guru. Jadi rasanya memang berat untuk keluar dari lingkup sekolahan, so bekerja di sekolahan adalah pilihan yang smart versiku dan suamiku.

Dikelas bahasa aku punya dua orang teman yang bernasib sama, mereka dari Iran memang beda keyakinan akidah tapi whateverlah bagiku agamaku dan bagimu agamamu. Mereka mengikuti suami mereka yang sekolah S2 dan S3 dan merekapun tinggal dikampus. Bedanya aku tinggal di asrama yang super murah sedangkan mereka di asrama no 1, anyway masalah keuangan adalah faktor utama mereka. Namun mereka mengaku mereka sangat bahagia berada disini, aahhhh.... aku juga. Bila boleh memilih dan aku punya seorang adik yang akan merawat bapak ibu dirumah, Aku akan menyuruh suamiku bekerja dari satu negara ke negara lain saja dan aku akan mengikutinya untuk belajar bahasa dan kebudayaan, membesarkan anak-anak dan memasakn untuk mereka. Namun bagaimanapun kesempatan 1 tahun yang entah akan datang 2 kali atau tidak ini akan aku manfaatkan dengan baik. Apapun itu berada didekat suami adalah surga bagiku disini.   





Thursday, June 19, 2014

Sakit gigi

Ceritanya hari senin kemarin aku masakin sambel teri buat suamiku. Karena sebentar lagi mau pulang kampung akhirnya kita memutuskan untuk tidak beli2 makanan tahan lama karena stok makanan kita yang bawa dari indonesia masih banyak di kulkas. Salah satunya ya ikan asin itu. Hehehe...ceritanya ikan asin disini super mahal dan ga terlalu enak, makanya segala jenis ikan2an kita bawa dri indonesia yang rasanya dijamin yahuuuddd...

Alhasil sambel teri dan ca kangkung kesukaan suami berhasil dimasak dengan rasa yang tidak terlalu mengecewakan. Karena udah santai dan ga dikejar2 thesis lagi, habis masak kayaknya asik nih kalo boci alias bobo ciang. Ga tahu ngimpi apa, bangun2 pas ashar dan udah laper bingiiiittt, yup pasokan ca kangkung dan sambel teri masih banyak dan siap dilahap. Tapi makanya juga ga banyak2 amat, krn janjian sama suami ntar habis sholat ashar mau sepedaan keliling kampus nyari resto halal di depan main building.

Pas makan kok kaya ada yang ganjal di mulut pojok bagian kanan. Aku kira cuma sisa makanan aja dan aku biarkan aja alias lupa. Sampai pas sepedaan ada rasa2 ga enak di mulut dan tetepa dibiarin lupa. Sampai ga kerasa sepedaan udah jauh sampai di mudanyuan, kita nemu resto halal. Niatnya kita coba nih di resto makan menu andalanya dan esok hari mau ajak teman2 Lab makan2 bareng (mau nraktir ceritanya...)

Kebetulan menu utama yangrou chuanr (sate domba) di resto ini agak alot, kata suami si domba tua. Yawes aku makan sedikit dan sisanya aku wariskan ke suamiku yang udah tampak kekenyangan. Sehabis makan rasa ga enak dimulut sebelah kanan masih aja melanda bahkan makin menjadi. So, cant wait to reach at dormitory, ngebut naik sepedanya sesampai di dormitory langsung gosok gigi, nyari2 yang aneh bin ajab di mulut tapi tetep aja ga ketemu.

Paginya pas bangun buat sholat subuh rasa ga enak/sakit yang menjadi di mulut makin berasa, tapi dasar udah ngantuk jadi ya habis subuh langsung tidur lagi (hehehe). Nah, ini dia yang bikin jengkel plus kesel, bangun jam 8 an ini rasa mulut sebelah kanan pojok kaya ada sesuatu tambah ga ngenakin, so minta tolong suami liatin sehabis gosok gigi, dan tetep aja ga nemu apapun. Semakin siang rasa ga enak semakin menjadi, dan diputuskanlah untuk ke dokter gigi di rumah sakit kampus buat ngecek ada apa di mulut pojokan kanan.

Pas lagi makan siang si associate profesor nelpon, katanya suruh ngumpulin form plagiarism sama bagian akademik school 17, ebuset...dulu udah dikasih katanya ga perlu, eh sekarang diminta. Yowes akhirnya memutuskan untuk ke lab dulu ngasih form, habis ngasih form kita meluncur ke rumah sakit yang ga terlalu jauh dari lab, naik sepeda cuma 4 menit.Tapi sebelum itu aku telpon amina sahabatku yang udah jago cas cis cus bahasa mandarin buat jelasin kronologinya ke di isheng alias dokter gigi. Eh, si dia masih diluar kampus dan akhirnya kta janjian sekitar jam 2 buat ke rumah sakit bareng, tapi sebelumnya aku udah nelpon si pum buat nganterin ke rumah sakit, tapi sama aja doinya lagi diluar kampus dan malah ga tau mau balik jam berapa. Yowes, akhirnya jam 12.00 aku dan suamiku memutuskan untuk daftar dulu ke rumah sakit dan pulang terus ntar jam 2 dateng lagi. Tapi rumah sakitnya tutup alias istirahat dan akan akan dibuka lagi jam 2.

Teng, jam 2 kita  dateng ke rumah sakit mau daftar ke poli gigi, ternyata belum jodoh poli giginya hari itu tutup dan akan buka besok harinya. Ujubuset...yasudahlah  tahan dulu nih sakitnya, padahal udah nelpon amina berkali kali suruh cepet2 balik nih rasa sakit udah tak tertahankan. So, diputuskanlah untuk menanggung rasa sakit seharian, .untuk mengurangi rasa sakit suamiku setia mengoleskan counterpain ke pipi setiap kali aku mringis2 (kaya sakit otot aja). Syafakillah...

Jeng jeng jeng.... hari berganti, dan pagi itu aku langsung saja nelpon amina buat siap2 ke rumah sakit. Awalnya janjian jam 7 tapi karena aku baru bsia tidur jam 3 pagi, maka diundur jadi jam 8.30. Sampe dirumah sakit ternyata antrian poli gigi udah mengular (lebay), aku dapet antrian 25, tapi sambil ngobrol2 sama amina semua terasa singkat dan udah dipanggil2 aja sama perawatnya.

Awalnya ditanya "elu berdua bisa bahasa mandarin ga?" lalu aku jawab "dia bisa, gue dikit2 bisa" si perawat nanya lagi "nah sapa yang sakit si?" lalu aku jawab "gue, tapi dia yang mau jelasin, gue ga ngerti musti gimana jelasinya" (lebay, bilang aja ga ngerti kalimatnya hehehe...), so aku dipasangin oto dan disuruh rebahan di kursi dokter gigi. Pertama lihat udah ilfeel banget nih kursi dokternya jadul dan kotor, haduh bagian buang ludahnya kurang bersih, tapi yasudahlah. Si dokterpun dateng, si amina nyeritain kronoginya. Well, diceklah itu mulutku dan ga ngerti dikasih apa tapi kok kaya semacam obat bius lokal, terus si dokter ambil gunting sampai si amina teriak2 katanya "gue ga sanggup lihat deh, mulut elo udah berdarah2 gitu" geli juga nih dengerinya hehehhe....

Kemudian aku disuruh meludah, dan cruuutt... terang aja merah semua dan semacam kaya ada yang digunting2 gitu, eeee....yah gapapalah ga sakit kok. Kemudian si dokter jelasin kalo ga ada duri2 ikan yang ada cuma gusinya berdarah dan luka kemudian udah doi kasih obat di gusi yang luka, nih 20 minutes ga boleh makan or minum nunggu obatnya kerja. Oke, dan aku ga dikasih obat penghilang rasa sakit ato sejenisnya, terimakasih daifu....

Kelar dari poli gigi dirusuh bayar 4 yuan ke kasir, yee kemudian belanja beli makanan buat breakfast sama si amina ke chaosifa, suasana mulut masih aman terkendali. Well, seduah 20 menit bububuu.....sampe rumah dan duaaarrr sakitnyooooo kerasa, kaya habis operasi gigi 2th lalu. Ga dikasih obat ga dikasih apa, cuma meringis sampe nangis krn perih pooolll, akhirnya dikompres sama es batu, dan aku inget kalo bawa kaflam, obat sakit gigi anti inflamasi yang diwanti2 sama dokter gigi frans sewaktu di indo. Udah minum kaflam rasa sakit hilang, dan tidur, bangun sakit lagi....akhirnya malamnya WA si dokter frans, "dok, gusi gue bermasalah nih gue cuma bawa kaflam, dosis makanya berapa nih dok" kemudian teng si dokter balas WA "udah itu makan aja 2x sehari kaflamnya tapi lebih bagus kalo ada antibiotik" kemudian cari2 dilaci obat sapa tau ada antibiotik, dan tralala...dapet tuh antibiotik merk Amoxsan, kirim fotonya ke dokter frans, dan dibales katanya suruh makan 3x sehari dan 1 strip harus habis.

Well, sekarang udah agak mendingan walopun masih sangat sukar buat makan, memang bener nih kata lagu dangdut, lebih baik sakit hati dari pada sakit gigi. Tapi kalo bisa si jangan dua duanga (ngarep.com)

Saturday, June 14, 2014

Graduation Guys...

Bismillah...

Alhamdulillahirobilalamin...my thesis have done by 3rd of june 2014. The time runs so fast, still could not believe that I could pass all the requirement. Still remember when I cried in the middle of the night because I felt how stupid I am, I could not solved the problem and I got nothing in here. Finally, those days were passed and I graduated, now....

Fabiayyiallaairobikummatukadzibaan?

Thanks to whom was come to my thesis presentation for give me "Jiayou", thanks to everyone and here we go...Uvi...dream will be come true, Insya Allah...


Below are the parts of my thesis acknowledgment, just wanna share those words for taken a memory in a deep heart (Alayyy) 

My deep gratitude is belong to Professor FAN Shang Chun, my supervisor, who probably believed me more than I did and also give me chance to be better in studied during this work. He was patient and respect me allot as his international student and gave me allot of assistance during my life in China especially in Beihang University. Also for Dr. Guo Zhan She, my associate supervisor, who always give me guidance, allot of example in my research, suggestion, material, method and idea to solve allot of research problem.
I would like to say lovely thank to all lovely Lab mates (Ān yīng, Hánjǐngxuān, Xù lóng, Cáo lè, Lǐyìlún, Lǐ jīng, Lǐ yàn) who help me to make a comfortable life in microsensor lab 1, enjoy the research and help me to translate allot of material which is given by chinese.
Also to my entire brilliant teacher in Beihang University who taught me courses during my study.
I would like to thank to president of BUAA and International school staff for their cooperation not only for my study but also for my scholarship.
Special thank to Chinese Government with Chinese Scholarship Council (CSC) who has funded all my study and living in China during my study.
Lovely thanks to my dear Indonesian friend in BUAA and my foreign friend (Uyen, Pum, Por, Teyebeh) for their support and good friendship not only in school but also in Da Yun Cun No.10 dormitory.
For my family (mother, father, sisterUmbang & husband, Uyi & husband and my sweet nephew – Ayang, Haidar, Azka, Nissa) who always give me prayer and warmth of love framed in desire. Special for my mother (Mrs. Sarwiyati) and father (Mr. Rodjingun), your simplicity never ask me more than I can do, for your tears and thousands of prayers said over the sake of my success. Thanks so much, I will be back for remove your longing.
For my dearest husband ever, Wahyu Hidayat for deep understanding and lovely life in china. The swittest moment during my study having someone beside me to share all of the happiness and sadness. Thanks to make my life colorful and perfect. Please hold my hand and let’s reach our dreams.

For my lord (Allah SWT) for allot of favors and blessings. And also my beloved prophet (Muhammad SAW) for the living guidance brings our life better. I expect your intercession on the Day of Judgment. Ashadualla illaha Illalah wa ashadu anna Muhammadurrosululloh

Friday, June 13, 2014

Saling percaya

Bismillah...

Alhamdulillah minggu ini sudah bebas dari tugas kampus, tinggal mengurusi form of leaving dan menentukan mau ambil sekolah bahasa dimana. Sekalian ingin sekali berbagi cerita, hehe... tentang kami (Rumah tangga kami) yang Alhamdulillah masih sangat bahagia dan semoga sampai akhir hayat akan tetap demikian. Amin.

Sebenarnya Alasan aku sendiri tak mau pulang ke Indonesia selepas S2 bukan karena tidak percaya sama suamiku disini atau sebaliknya, tetapi lebih tepatnya aku masih ingin belajar, rasanya memang berat melepas status sebagai mahasiswi. Well, bagi kami kepercayaan atau saling percaya itu number 1, lah buat apa kita mengikat janji jika nyatanya kita tidak saling percaya?

Saya tidak pernah marah jika suami saya chatting dengan teman wanitanya dan begitu pula dia pada saya. Mungkin sedikit rasa cemburu itu ada dan wajar, karena kita memang saling mencintai, tapi rasa cemburu kita tidaklah sampai menjadikan masing2 pihak terugikan. Rasa cemburu itu tidak sampai membuat saya melarang dia berteman dengan teman wanitanya dan begitu pua sebaliknya dia. Karena kami saling mempercayai. Kami menikah dan kami bebas berteman dengan teman kami masing2 asal masih dalam batasan wajar. Guys, menikah itu jangan sampai membatasi pergaulan kita. Itulah pernikahan yang sehat menurut kami. Malah diharapkan dengan pernikahan itu kita bisa mempunya banyak teman, saya misalnya, malah bisa punyai banyak teman dari ibu2 dan cewe2 PLN atau cewe2 teman suami saya, begitu pula sebaliknya dengan suami saya. Dan kami merasa sangat bahagia dengan itu.

Jaman jahiliyah pun saya pernah punya pacar dan Alhamdulillah suami saya tak marah dengan kondisi saya yang berteman denganya, karena kami sendiri sudah berprinsip, cemburu itu boleh dan wajar asal jangan berlebihan, bukankah Allah tidak menyukai sesuatu yang berlebihan? Suami saya pun pernah suka sama teman wanitanya dulu walaupun tak sampai berpacaran tetapi its ok for me, jikalau dia masih berteman baik dengan teman wanita tersebut, saya akan menerima dengan senang hati dan malah bisa nambah silaturahmi. Bukan berarti dia sudah tak berteman baik, tapi memang kondisinya sudah beda dan hampir sudah lost contact.

Well, menikah itu menyatukan antara dua insan dalam segala hal. Diantaranya pertemanan, saya senang saya bisa punya banyak teman dan bisa silaturahmi dengan teman2 suami saya baik itu yang laki2 atau perempuan, begitu juga sebaliknya suami saya. Kita sudah tau batasan mana yang boleh dan mana yang tidak boleh karena kita bukan anak kecil lagi. Saya mencintai dia dan dia juga mencintai saya, kami bukanlah tipe orang yang berperan layaknya polisi bagi pasangan kami. Justru menurut saya orang yang rasa cemburunya berlebihan itu tergolong masih sangat kenakan-kanakan atau dibilang alay. Yah gimana enggak? misal mau ketemu sama si ini si itu lapor, mau ini mau itu lapor, ketemu mantan pacar di FB aja dicemberutin berbulan bulan, Hey, dude loe itu udah alih fungsi jadi polisi ya? cemuburu ya oke tapi ala kadarnya donk...paling geli saya lihat aksi dan tingkah laku beberapa teman saya (maaf) yang sangat super duper over protect pada pasanganya masing2, bukan bermaksud apa, tapi layaknya hidup si suami itu cuma untuk dia aja apa? atau hidup si istri itu cukup untuk dia aja apa? Astaghfirullohaladzim

Justru keadaan demikian membuat kita hidup jadi gak nyaman dan gak tenang, apa2 takut, iya saking cintanya tapi ga over gitu juga kaleeee, kami memang bukan pasangan ideal, tapi kami akan menjadikan diri kami masing2 menjadi seideal mungkin. Semoga kita tetap bisa saling percaya dan menghargai kepercayaan pasangan kita masing2.

Saturday, May 31, 2014

Yatta, sekaranglah waktunya dear...

Bismillah...
Gak terasa hari selasa esok insya Allah aku akan mengukir prasasti sejarah dalam kehidupanku, berjuang dengan 5 professor penguji dengan penguasaan bahasa asing yang seadanya. Semoga Allah senantiasa menjagaku dari sifat lupa dan takut (Amin). Jadi insya Allah tinggal menghitung hari dan menghitung minggu insya Allah ijazah master sudah ditangan. Promisse, sama Ibu dan bapak kalo pulang mau bawa ijazah insya Allah akan segera tertunaikan.

Berat hati, meninggalkan Beijing dengan segala keindahanya dan kenyamanannya. Tak sanggup ya Rabb jika aku harus meninggalkan belahan jiwaku disini. Aku dan dia sudah layaknya 1 raga dan 1 nyawa, tak bisa dipisahkan. Dia selalu memanjakanku, bahkan dalam segala khilafkupun dia tetap memanjakanku. Apa jadinya jika aku harus jauh darinya? mungkin bisa tak sadarkan diri atau bisa jadi kehilangan akal sehat. Apa kurangnya dia? banyak...!! tapi apa lebihnya dia?? sangat banyak...!! kekuranganya mampu menyempurnakan hidupku, kelebihanya mampu membuatku sangat sangat sempurna.

Tak sanggup, jika aku harus berjauhan darinya. 2 jam saja ditinggal kelas, aku sudah pusing karena kangen yang melanda. Apalagi untuk 1 tahun tanpa dia? Aku itu manja, sangat manja bahkan over manja ke dia. Dan dia sangat sangat memanjakanku, aku benar2 dijadikanya ratu. Tak pernah dia memerintahku untuk sesuatu yang berat, bahkan akunya saja yang kadang tak mau. Tapi dia tetap memanjakanku.

Jadi, insya Allah aku akan ambil sekolah bahasa disini 1 tahun, dengan biaya full support darinya. Siapa lagi?? memang ga murah, tapi ya dia sangat memanjakanku, dan ingin selalu melihatku bahagia. Kemarin segala cara loby2 sudah diusahakan agar mendapat keringanan biaya pendidikan sekolah bahasa, tapi mungkin belum jalan-Nya dan belum rejeki buatku, namun cara lain akan segera direalisasikan insya Allah after finish thesis. Pengajuan lamaran jadi staff pengajar bahasa indonesia sudah dilakukan, tapi belum ada respon. Pengajuan beasiswa tunjangan biaya hidup ke dikti sudah diajukan, dan insya Allah ini yang sementara ini masih berpeluang. Insya Allah mau nyambi menjahit kerudung buat dijual diemperan masjid saat hari jum'at dan meloby mini market di masjid agar mau ikutan jual kerudung, gamis dan rukuh yang insya Allah bisa pre-order sekalian cari tahu jualan online taobao.

Beasiswa S3 ku gagal, bukan karena aku ga kualified tapi karena ada aturan baru dari pemerintah china yang dimana harus ada gap 1 tahun antara jenjang master dan doctor bagi penerima beasiswa dari pemerintah china, dimana keputusan itu baru diberitahukan pihak kampus setelah semua aplikasi beasiswa sudah closed. Awalnya kecewa, tapi life must go on, dan anggap saja belum rejekiku, dan insya Allah jalan menuju doctoral degree masih terbuka sangat lebar, selagi nyawa masih dikandung badan dan keinginan masih membara dalam dada. Doa doa yang terpanjat tak akan sia sia, karena Allah maha mendengar dan maha mengabulkan.

Cuti suamiku ternyata bersyarat, dimana syarat itu nyaris memupuskan semua cita2nya. Mungkin kami berada pada titik nadir dan diambang dilema perpisahan jarak indonesia-china. Tapi sekali lagi, insya Allah kami akan lalui semua itu dengan lapang dada dan ceria. Masih ada banyak jalan, pengajuan jadi tenaga pengajar bahasa inggris untuk anak2 di TK2 embassy masih belum dilakoni. Jualan kerudung juga belum dilakoni, jadi tak akan kami menjudge bahwa rejeki bukan buat kami, karena masih dalam salah kami, rejeki itu belum kami jemput. Insya Allah akan selalu ada jalan bagi orang yang bersungguh2.

Adapun aku, masih ingin sekali belajar di bangku kuliah,mungkin jika aku tak dapat kerjaan di kantor, aku mau jadi IRT yang selalu sekolah dan sekolah saja, mengulang2 S2 di bidang yang aku sukai cari beasiswa sana sini.

Life is not only about money, yang jelas kami tak terlalu ambil pusing tentang masalah uang. Karena uang itu milik Allah. Dan sekaranglah saatnya kami berdua harus struggle, mimpi2ku yang diambang pupus begitu juga dengan mimpi2nya. Tapi, kami akan selalu bergandengan tangan untuk mewujudkan mimpi2 kami, untuk keluarga kecil kami dan keluarga besar kami demikian pula untuk bangsa kami.

Wednesday, May 14, 2014

Bicara tentang rumah idaman, maunya yang kecil dan cukup untuk aku dan suamiku berserta 5 orang anak kita kelak ?? whahahah udah maen 5 aja. Iya manusia kan hanya merencanakan, the rest is up to Allah. Kaya aku nih udah berencana mau lanjut S3 di KAUST eh ga keterima, coba daftar di Tsinghua eh masih ga keterima juga, berati memang belum rejeki dan mungkin kualitas otak ku belum bisa disamakan dengan orang2 jenius di KAUST dan Tshinghua. Ya sudah, mungkin memang lebih baik duduk manis didepan mesin jahit, menjahit baju2 buat keluarga dan berekperimen dengan bahan2 makanan di dapur setiap hari. hahahahha..... love it love it love it.... ^_^

Menuntut ilmu di meja belajar kampus hanya untuk mencari ijazah, tapi ilmu yang sebenranya harus diaplikasikan seorang ibu itu bukan melulu hitung2an matematika atau bahasa inggris saja (curhat patah hati). Yasuhdalah hitung2 menghibur diri habis ditolak lamaran S3 berkali kali. Eiiiitttzzz....rasanya belum afdol dan belum khalas kalo daftar sekolah tanpa ditolak tolak, Ya Ilahi robbi, tunjukan jalanMu...Amin.

5 orang anak?? hahahh yeayyyy mungkin rame kali yah, pastinya seneng dan bahagia. Berasa pagi2 kalo bapaknya mau berangkat kantor dan mamahnya (ngantor ga yaaaa) hahahh pasti super ribut deh ada yang minta makan, ada yang minta dimandiin, ada yang minta mainan, ada yang minta digantiin popok bahkan ada yang puup, ada yang minta duit ada yang bla bla bla pokoknya seneng dan semua itu tak bisa diungkapkan dengan kata2. Yang penting apapun itu, mau jadi ibu dirumah saja atau mau berkarier, pendidikan harus tinggi !!! titik !!! harga mati !!!

Bukan maksud apa tapi memang ibu itu harus pintar dan berwawasan. Kembali ke rumah idaman, maunya yang kecil biar ga repot bersih2 tiap hari, secara aku ga suka banget lihat rumah kotor dan bawaanya emosi deh kalo sudah sampe debu2 beterbangan itu memancing alergi kulit jadi kambuh, huahahahha....yang kecil dan penuh dengan canda tawa anak2 dan suamiku, yang jelas dapurnya harus oke, karena hobby yang satu ini ga pandang bulu, biar ga enak pun tetep maunya masak dan masak aja. Terus ruangan menjahit yang eksklusif, karena kalo sudah berurusan dengan mesin jahit rasanya nih pantat ga mau geser barang sedikit aja dari kursi depan mesin jahit. 

Ya ampyun buuu, lulusan S3 mau dirumah aja gitu?? buat apa ijazahnya?? ya buat dipajang di CV donk, hahahha.... biar anak2ku juga terinspirasi sama ibunya donk "enak aja ibuku yang dirumah aja ijazahnya sampe S3, aku yang anaknya yang berprestasi harus lebih donk" whahhaha.... gak lah, yang jelas biar dirumah ilmu itu juga harus ditularkan, pada siapa? pada ummat donk, apa gunanya ilmu tinggi tapi mati cuma di otak kita sendiri saja? bukankah lingkungan sekiar membutuhkan gebrakan dari kita untuk lebih maju? yah itung2 ada sedikit pengalaman memasak masakan china dan bisa ditularkan ke ibu2 PKK sekitar rumah nantinya. Hitung2 ada pengetahuan agama untuk survive di negeri non muslim yang bisa ditularkan di majelsi taklim nantinya. Hitung2 ada sedikit pengalaman mencicipi bangku kuliah di negeri orang yang bsia di share sama 5 anak nantinya. Whahahah...."fa bi ayyi alla i robbikumma tukadziban"

Yang jelas, penolakan demi penolakan S3 di universitas2 ternama yang aku lamar kali ini tak akan membuatku surut untuk melanjutkan jenjang S3. Maju terus pantang mundur !!!! *cium pipi suami*-gak nyambung***


Tuesday, April 22, 2014

Aku mencintaimu imamku

Beberapa hari ini emosi sedang tidak stabil dan semuanya berdampak pada perlakuanku ke dia. aduuh maaf maaf sayang. Tapi dibalik itu semua ada hikmah yang terpendam bahwa aku sangat sangat mencintainya. Sooo sweeett...Yah aku sangat mencintainya. Dia terlalu baik bagiku sehingga aku sangat mencintainya, dia terlalu sabar menghadapiku sehingga aku sangat mencintainya, dia terlalu memanjakanku sehingga aku sangat mencintainya. Dia bisa menjadi temanku, dia bisa menjadi kakaku, dia bisa menjadi imamku, dia bisa menjadi adiku, dia bisa berperan dalam segala hal di hidupku. Aku sangat mencintainya.

Hal yang sangat aku sukai darinya adalah saat dia mengajariku mengaji, mengajariku matematika dan mengajariku memasak yang baik. Dia pandai dan aku mencintainya. Dia soleh dan aku mencintainya. Dia juga mencintaiku apa adanya dengan segala keterbatasanku. Aku mencintainya.

Terimakasih ya Allah kau hadirkan dia dalam hidupku, kau hadirkan dia untuk mengisi kekuranganku, kau hadirkan dia untukku. Jodohkan dia denganku sampai di akhirat nanti. Amin



Tuesday, April 8, 2014

Rencana kita

Akhir2 ini sering pas ketemu temen indonesia di beijing pasti nanyain kapan nih punya momongan? udah isi belum? de el el...
Guys sebenernya siapa si yang ga pengen puya baby yang unyu2? pengen banget tentunya tapi??? aku sama suamiku realistis saja lah, karena kita juga masih kuliah dan di negeri orang udah gitu menimbang yang lain lain yang jadi faktor X terbesar kita, jadi dengan berat hati kita akan menunda si unyu2 sampai sekitar 2 tahun ke depan. Lamaaaa...iya begitulah sebenernya aku juga can't wait to see her or him but to be a mom need alot of consideration (for me) till now. I really missing her/him, but its not instant. to be a mom need 9 months to pregnant and give birth. to be a mom need good health and good emotional. Now I still learning from my husband how to be a good wife and good girl who can manage her emotional.

Yah ga tahu juga kalo memang tahun depan setelah aku lulus master rejeki dari Allah dikasih momongan, antara siap dan ga siap aku akan siap insya Allah, karena memang sudah kangen banget, misal lihat pasangan muda yang gendong anak jalan jalan bareng haduh kayaknya hati ini tercabik cabik deh pengen punya kaya mereka, tapi??? 

Sudahalah nikmati saja masa berdua ini jadi masa yang kualified buat belajar memasak, menjahit dan menjadi istri yang baik buat suami tercinta.

Sunday, March 30, 2014

Run Run Run

Setelah berlari dengan sangat kencang demi menyelesaikan hitungan analisis sensisivity, akhirnya pada hari jumat 28 Maret 2014, seluruh hitungan dan analisis tetek bengek dalam thesis dinyatakan lolos dan diperbolehkan menulis. Alhamdulillah, rasanya seluruh sesak didada bisa hilang. Memang saat kita rasa masalah kita semakin sulit menjerat raga dan pikiran maka disaat itu pula ada solusi yang jaraknya snagat dekat dengan tali yang menjerat kita. Subhanallah. Tak lupa pula aku sampaikan beribu rasa terimakasih dan cinta pada suami terbaik sepanjang masa "Wahyu Hidayat" atas segala support dan pengorbanannya. Membantu menganalisa formula demi formula. Papare demi paper dan hitungan kalkulator juga MATLAB. Sampai saat sangat emosinya si kalkulator pernah melayang terbanting dan kepala terasa sangat sangat sangat pusing sampai tak bisa bernafas. Really, it was true story. Ditengah malam, habis dimarahin co-professor gara2 ga mudeng2 dengan formulanya dan analisis sensitivity yang sudah hampir 3 minggu tak kunjung membuahkan hasil. Walhasil aku diberi buku panduan menghitung dengan bahasa china, namun buku itupun tak menghasilkan analisa yang mantap (apa dasar aku saja yang ga mudeng). Rasanya syaraf otak udah mau putus, nangis sejadi jadinya dan jleger udah kaya orang kesurupan sampai kekasihku "Wahyu Hidayat" saja ikutan nangis dan disetelin murotal sepanjang malam sampai akhirnya aku tertidur lelap. Well sekarang semua sudah berlalu dan lembaran baru akan segera dibuka Insya Allah, dan lagi lagi aku harus berlari dengan waktu yang diberikan co-professor (1 bulan menulis paper dan thesis).

Terimakasih pada semua pihak yang telah mendukung, untuk Zheng Min yang sudah membantu mentranslate buku panduan ke bahasa inggris. Chao Le yang sudah membantu menganalisa simpangan X pada proof mass. Dr Guo-Co profesor yang sudah memberikan design dan segala macam ilmuya juga buku buku yang dipinjamkan (biar kita terbatas karena masalah bahasa, aku harus bawa mp3 untuk merekam semua percakapan karena aku susah mencerna bahasa inggrisnya dan aku putar ulang dirumah dengan suamiku) Aying atas bantuanya mengajariku ANSYS, Ibu dan ayah  dan juga mertua yang memberikan doa tanpa batas juga keluarga mbak umbang, uyi dan febri. Dan juga kekasihku, suami terhebat dan terbaik sepanjang masa yang telah merelakan hak haknya atas istrinya demi cita2 istrinya yang sangat dicintainya ini. Semoga kecepatanku dalam berlari mengejar deadline 19 june bisa stabil dan tenagaku bisa terus ada. 

Friday, March 28, 2014

Pastel Sayur

Sejak suami diet ketat (makan 1x sehari) jadi bawaanya pengen bikin jajanan pasar ala indonesia yang bisa bikin dia kenyang. Hehe...hari ini sudah bikin bolu kukus dengan taburan cokelat marbel dan ngerasa hari ini adalah hari bahagia (akhirnya proses hitung menghitung sensitivity selesai dan dinyatakan layak nulis paper, Alhamdulillah) dan atas bantuan suami pula semua bisa terlaksana dengan baik. So, hari ini aku bikin 2 masakan spesial buat doi hehehe...ga jadi kurus deh, tralala akhirnya aku bikin pastel sayur. Resepnya diambil dari http://www.sajiansedap.com dengan modifikasi isian paster dan masih dengan tema "ikan tuna" ya karena aku dan suami itu tergolong tuna holic, yuk disimak resepnya siapa tau mau icip icip.

Bahan-bahan/bumbu-bumbu :

Bahan Kulit:
1 resep dasar kulit pastel 2 

Bahan Dasar Kulit Pastel 2:
250 gram tepung terigu protein sedang 
1/2 sendok teh garam 
30 gram margarin 
70 ml air 
1 butir telur 

Bahan Isi:
3 siung bawang putih, diiris
2 butir bawang merah, diiris
100 gram udang cincang kasar (aku ganti tuna kaleng)
100 gram wortel, dipotong kotak kecil
50 gram soun, diseduh
2 sendok teh garam 
1/2 sendok teh merica bubuk 
1 1/4 sendok teh gula pasir 
1 ikat seledri 
4 butir telur rebus, dipotong – potong
1 sendok makan minyak untuk menumis 
Cara Pengolahan :
  1. Isi: panaskan minyak. Tumis bawang putih dan bawang merah sampai harum. Masukkan udang. Aduk sampai berubah warna.
  2. Masukkan wortel,garam, merica, dan gula. Aduk sampai meresap. Tambahkan seledri. Aduk rata.
  3. Aduk bahan kulit asal tercampur rata.
  4. Giling adonan kulit dengan ketebalan no. 5. Potong diameter 6 cm. Beri isi dan potongan telur. Tumpuk dengan kulit yang lain. Pilin sisinya melingkar.
  5. panaskan minyak goreng. Matikan api. Masukkan pastel. Aduk – aduk. Nyalakan api kecil. Goreng sampai matang.

Tuesday, March 25, 2014

Molen Nanas

Kemarin lihat nanas segar2 menggoda di mini market kampus, eh terbesit bikin molen nanas kaya jaman dulu waktu SMA beli molen nanas di daerah UNSOED yang super laris dan enak. Hemm usut punya usut si suami juga suka banget makan molen, yaudah deh hari ini di eksekusi aja itu molen nanas nya. Nah, untuk bahan aku ambil dari http://www.sajiansedap.com/ dengan beberapa modifikasi. Buat yang suka sama molen apa salahnya bikin sendiri daripada beli 1 biji udah Rp 500. Eh kalo kita bikin sendiri ternyata hasilnya enak dan harganya juga jauh lebih murah, walhasil si suami suka banget nih sama molen buatanku, yuk disimak bareng2 resepnya



Bahan Kulit:
75 gram margarin 
1 butir telur 
75 gram gula tepung 
300 gram tepung terigu protein tinggi 
25 gram maizena 
1/4 sendok teh garam 
25 ml air 
minyak untuk menggoreng 

Bahan Isi :
1/4 kg Buah nanas

Cara membuat :
  1. Kulit : kocok margarin, telur, dan gula tepung. Kocok asal rata.
  2. Tambahkan tepung terigu, maizena, dan garam sambil diayak dan diaduk rata. Masukkan air. Aduk rata.
  3. Giling tipis adonan di gilingan mi dengan sampai ketebalan no. 5 (paling tebal no.1). Potong panjang 35 cm, lebar 1 1/2 cm (berhubung ga punya gilingan mi, aku pake gilingan manual; talenan buat alas dan penumbuk buat alat giling)
  4. Lilitkan adonan molen ke ubi ungu. Rekatkan lilitan dengan diolesi minyak/margarin.
  5. Goreng dalam minyak yang dipanaskan dengan api sedang sampai matang.

Sunday, March 16, 2014

Bakso kuah ala chef wahyu

Nah ini dia bakso kuah andalan kami disaat rindu kampung. Meski baksonya ga dibuat 100% oleh kami (beli di supermarket halal) namun masakan ini jadi andalan lidah kami yang masih ke indonesiaan. heheh



Bahan :

Bumbu :
1 biji kencur kecil
2 siung bawang putih
2 siung bawang merah
2 sdm minyak untuk mengggoreng
cabe secukupnya (buat yang suka pedas)

isi :
4 buah bakso besar
3 sdm Jagung manis
100 gr ayam fillet (bagi 2 masing2 50 gr, yang 1 bagian digoreng, yang 1 bagian dipotong dadu)

Bahan siapkan di mangkuk :
1 buah Tomat
3 siung bawang merah (di goreng)
1 tangkai seledri potong kecil2
1 tangkai daun bawang potong kecil2

Garam secukupnya
Air 4 gelas

Cara membuat :
1. Giling semua bumbu jadi satu tumis sampai harum
2. Masukkan ayam yang belum digoreng kemudian masukkan 1 gelas air, biarkan sampai mendidih dan jadi kuah ayam.
3. Masukkan sisa air dan juga semua bahan isi. Rebus sampai benar2 matang.
4. Setelah semua matang tungkan di mangkuk yang sudah ada tomat, bawang goreng, seledri dan daun bawang.

Makaroni semur tuna

Kali ini bener2 bikin resep yang 100% dikarang sendiri. Berhubung kita bawa banyak tuna kaleng dari indo, jadi menu makanan kita di weekend ini adalah tuna dan segala macam olahanya. Hehehehe, oke kali ini kita bikin Makaroni semur tuna, rasanya yahuuudd, boleh dicoba buat yang pengen icip2 heheh.



Bahan :

4 sdm tuna kaleng
100 gr makaroni
100 gr bawang bombay
1 sdt garam
1 siung bawang putih
1 siung bawang merah
2 biji cabe merah
1 butir tomat
1 sdt merica
1 sdt lada
2 sdm margarine
mayonaise

Cara membuat :

1. Campur bawang merah, bawang putih, cabe merah dan tomat digiling sampai halus.
2. Pansakan margarine sampai leleh dan goreng bumbu yang sudah di giling sampai harum
3. Masukkan bawang bombay, tumis sampai 1/2 matang.
4. Rebus makaroni sampai agak lunak.
5. Masukkan makaroni rebus dan tuna kaleng kedalam tumisan bumbu.
6. Masukkan garam, lada dan merica. Tumis sekitar 10 menit dengan api sedang.
7. Setelah matang, angkat dan tuang kedalam piring hiasi dengan mayonaise diatasnya.

Martabak Manis

Masih dalam tema rindu kampung dan mengisi liburan akhir pekan, kali ini aku bikin martabak. Yah itung2 buat nebus kesalahan2 sama si papa gara2 kalo weekday ga bisa full masak walhasil kita harus sering makan di halal kantin ato di resto halal deket dormitory. Walaupun hasilnya gosong (heheh) tapi please ya don`t judge the martabak by its cover, because the taste was really good and yummy. Aku bikin 3 sesi, sesi pertama percobaan yang disukai sama si suami. Akhirnya bikin sesi 2 untuk dibagikan ke tetangga, kemudian kemarin bikin sesi 3 buat dibawa jalan2 ke Beijing Olympic stadium.



Bahan :

1 butir telur
50 gr gula pasir
125 gr tepung terigu
1 sdt garam
1/2 sdt ragi/yeast
1/8 sdt soda kue
180 ml santan hangat
ceres secukupnya

Cara membuat :
1. Masukkan ragi kedalam santan hangat, aduk sampai rata.
2. Masukkan telur, roti dan gula dalam 1 wadah dan tung santan yang sudah dicampur ragi kedalam adonan aduk hingga rata dan campurkan garam dan soda kue aduk lagi hingga benar2 rata.
3. Diamkan 20 menit.
4. Panaskan wajan anti lengket, tuangkan adonan masak dengan api kecil. Setelah agak matang tuangkan ceres.

Cake puding busa

Habis pulang ngajar ngajirasanya pengen berkreasi dengan mixer baru. Walhasil search2 di google dapet resep dari (http://dapurdiva.blogspot.com/) cuman aku hanya bikin setengah resep saja ya jadi semua bahan yang aku coppy dari blog mbak diva itu aku bagi 2 semuanya, ga ada salahnya dicoba yuk mari...

Bahan Brownie-nya (1/2 resep):

50 gram tepung terigu
100 gram gula halus (aku pake gula biasa)
2 butir telur
75 mL minyak goreng
cokelat bubuk secukupnya (kira2 15 graman)
1/4 sdt vanili
1/2 sdm SP
garam sedikit
1 sdm susu bubuk (thx ya Bil "_")

Bahan Puding Busa :
Bahan :
1 bungkus agar-agar (warna putih)
1 1/4 gelas susu seger
2 putih telur, kocok sampe kaku, sisihkan
1 kuning telur, kocok
1/2 gelas gula pasir
Pewarna khusus makanan sesuai selera/coklat bubuk
sedikit garam


Cara membuat Brownie:
Siapkan loyang d-18. Olesi margarin tipis. Ato kalo pake kertas roti, ga usah dioles margarin lagi.
Kocok telur, SP dan gula sampe kental, kira-kira 10 menitan.
Masukkan tepung terigu aduk rata.
Masukkan vanili, garam, serta minyak goreng. aduk sampe bener2 rata.
Beri pewarna sesuai selera. Bisa Warna coklat ato yang laen.
Masukkan adonan ke loyang
Kukus dengan api sedang selama 20 menit.
Angkat. Dinginkan. Sisihkan dulu. Jangan dikeluarkan dari loyangnya yach.
Giliran sekarang bikin puding busanya.
Cara membuat Puding Busa:

Tuang susu dipanci, tuang agar-agar, bubuk coklat/pewarna makanan sesuai selera. Aduk rata
Masukkan gula pasir dan kuning telur kemudian aduk sampe rata dan beri garam sedikit.
Aduk terus sampe rata diatas kompor dengan api sedang.
Agar-agar yang mendidih tadi , panas2 langsung dituangkan pada kocokan putih telur sambil dimixer kecepatan rendah sampe rata betul.
Biarkan sampe uapnya berkurang dan hangat
Penyelesaian :

Siapkan brownie yang tetep di loyangnya.
Masukkan puding busanya pelan2 dan ratakan keseluruh bagian atas brownie dengan cara loyangnya dimiring2kan biar adonan bergerak merata. karena kalo pake alat waktu meratakan bisa jadi bagian atas ga rata dengan mulus, tapi ada becak alatnya. Apalagi kalo puding waktu dituang sudah ampir dingin.
Biarkan sampe puding mengeras.
Ato bisa juga dimasukkan ke lemari es selama kurang lebih 2 jam.
Selesai dan siap dipotong2.

Dan inilah penampakannya :


Martabak tuna

Hemm sore kemarin bener-bener ngiler sama namanya martabak, tapi ya namanya di negeri orang kalo ngiler ga bisa buat sendiri mah sama aja, secara masakan kita beda dengan masakan negeri tirai bambu ini. So, cari2 resep di blog eh nemu nih, dan jadinya masrtabak kesukaan. Bahan dasarnya memang mirip dengan martabak telor, tapi berhubung ga ada stok sayur termasuk stok daun bawang, jadinya aku mix and match aja deh.



Resep :

A. Kulit martabak :

2 sdm tepung beras
1 sdm tepung jagung
1 sdm tepung tapioka
1 sdm tepung terigu
1/2 sdt garam
1 butir telur
200 ml air

B. Isi :

5 sdm kornet tuna
Bawang bombay secukupnya
1 sdt garam
1/2 sdt merica
1/2 sdt ketumbar
1/2 sdt lada
1 butir bawang putih diiris tipis
1 butir telur

Minyak untuk menggoreng

Cara membuat :

1. Campur semua bahan A sampai rata
2. Kocok telur di bahan B dan campurkan semua bahan B sampai benar2 rata
2. Panaskan wajan teflon
3. masukkan sedikit bahan kulit setelah agak keras (1/2 mattang) masukkan bahan isi (bahan B) dibagian tengah dan lipat kulit sisanya. Tunggu sampai kulit yang sudah diisi benar2 agak keras.
4. Panaskan minyak goreng dan masukkan adonan yang sudah diisi tadi. Goreng sampai kekuning kuningan.

Bolu Kukus

Bolu kukus merupakan kue favoritku banget, udah dari jaman SD diajarin ibu bikin kue kesukaan ini, cuman ya tu dari dulu bikin kagak pernah yang namanya ngembang segede bagong (lebay). Walhasil saat kemarin udah punya dapur sendiri walaupun kecil nan mungil apa salahnya ya kita nyoba bikin kue ini. Biar kangen indonesia sedikit terobati (iya poo???), yuk mari disimak kue bolunya beserta resep super yang diambil dari (http://nccrainboweeks.blogspot.com/2012/08/bolu-kukus-pelangi.html) dengan sedikit perubahan dan tralala jadilah kue bolu seperti pada penampakan ini :



Resep :

1 sdm ovalet
2 butir telur
150 gr gula pasir
250 ml sprite
300 gr tepung terigu
1/2 sdt garam
Pewarna makanan secukupnya (aku pakai milo coklat biar alami)

Alat :

kertas roti
cetakan bolu kukus
panci kukusan

Cara membuat :

1. Ovalet, telur dan gula pasir di kocok dengan mixer kecepatan tinggi sampai berwarna putih dan kental
2. Masukkan garam dan aduk rata dengan mixer
3. Masukkan sprite sedikit demi sedikit sambil aduk dengan mixer kecepatan sedang kemudian masukkan tepung. Aduk rata sampai semua bahan tercampur
4. Ambil sedikit dari adonan dan beri warna sesuai selera
5. Panaskan panci pengukus, masukkan kertas roti pada cetakan dan tuangkan adonan bolu kukus tanpa warna kemudian tuangkan adonan bolu kukus yang diberi warna sedikit saja (hanya untuk memberi warna cerah pada adonan inti)
6. Kukus sekitar 15 menit sampai mekar.

Hasilnya Alhamdulillah suami suka dan tiada hal terindah buatku sebagai seorang istri jika masakanku disukai sama suamiku. Whahaha bahagianya, semoga papa bisa jadi pelangganku terus ya amiiin.

Friday, March 14, 2014

Jalan menuju master engineer

Ternyata jalan menuju master engineer tidak semulus yang dibayangkan. Memang manusia tidak akan pernah dinyatakan berhasil sebelum diuji. Bahkan konsultasi ke co-associate profesor pembimbing-pun penuh dengan lika-liku dan full of ujian. Oh..Allah (please uvi jangan ngeluh, jangan ngeluh dan jangan ngeluh). 
Setelah berlari-lari mengejar target thesis yang lumayan "heboh", minggu lalu aku dapet acceptance dari co-associate buat "ya sudah simulasimu cukup" dan aku bisa berkata "Alhamdulillah". Namun dibalik kata-kata simulasi cukup itu dia menambahkan coba dihitung ini sensitivity-nya dan aku pikir "ah menghitung aja" namun pada akhirnya guys...proses menterjemahkan cara menghitung dan cara mencari value yang bener itu sangat panjang dan full of gontok2an dengan Mr. Wahyu Hidayat sampe kayaknya kalo kepalaku diukur dengan alat ukur arus ini udah mau meledak dan berasap-asap dari seminggu yang lalu dan sanpai sekarang belum ketemu !

Ini kalkulator kayaknya udah mau nimpuk mukaku karena tiap hari dipencet2 dan ga nemu2 hasilnya. Namun guys ini adalah sebuah proses dan konsekuensi dari semua keputusan yang sudah aku ambil. Misal teman2 postgraduates 2012 pada milih lulus 2.5 tahun, aku memilih 2 tahun, dan ga banyak yang memilih 2 tahun karena memang berat !

Namun berat itu jika dipikul sendiri kan? Alhamdulillah aku pikul bersama beban itu dengan suamiku. Memang tidak terlalu berat buatku setelah aku dapat acceptance mau lulus 2 tahun. Tapi aku harus berlari-lari. Ibarat kerja sampe tengah hari, makan nasi telur goreng tiap hari dan bla bla bla. Ya ujung2nya yang harus dikorbankan adalah suamiku (maaf ya sayang) tapi Alhamdulillah semoga kesabaranya memang tak terbatas buat istri tercintanya ini. 

Sampe sekarang ini detik ini saat konsultasi aku masih belum nemu nilai yang diminta co-associate dan oooowww dia bilang setelah hitungan ini aku harus menghentikan semua aktivitas simulasi dan hitungan pokoknya nulis saja !

Hey man, aku udah mau nulis juga tapi masalahnya ini nilai yang kamu mau berapa??? Intinya guys, apapun itu konsekuensi yang kamu ambil pasti ada proses yang penuh hikmah didalamnya. Alhamdulillah aku punya banyak hikmah dari rumus coriolis ini, banyak cabang ilmu yang aku dapat dari rumus ini, walau melelahkan dan berasap-asap kepalaku tiap hari, tapi yakin, akan ada manfaat besar dibalik rumus ini. 

Master engineer 4 bulan lagi sudah didepan mata, aku harus kencangkan ikat kepala jangan sampe oleng dan kebul-kebul dulu. Nulis naskah thesis dan naskah publikasi juga need long time, bukan mengeluh tapi mencoba mengobarkan semangat yaa. Sebelum menjadi ibu yang hebat harus jadi murid yang hebat, biar ada cerita buat anak cucu kalo nih si ibu waktu kuliah bla bla bla. Jadi seberat apapun proses yang kita jalani, tetep harus semangat dan ambil hikmah dibalik kesukaran2 itu. Oke !!!


Monday, March 10, 2014

Say No to giving up, I am the winner of this competition dude

Last night, I tried to sent an email to Prof Khaleed in KAUST. My big passion on that time was I am the winner of KAUST scholarship in sensor laboratory under him. I was thinking of my big dream to bring my parents and also husband and my parents in law to doing umra and hajj together. I was thinking when I know KAUST-the biggest Saudi arabia University which allow female student to study in engineering, offer the scholarship that I never imagine before. I was so excited when one of the profesor in sensor lab offer there reply my e-mail and interest on my research. I was so amazing when I can do all my application easily. Then I built my big dream in my life after marriage. If I am the winner of this scholarship, all my big dream will be come true.

But today morning all that dream become a puzzle of life, which I should manage all one by one start from the first step. I opened my yahoo mail, then I read the email from prof khaleed. I can not awarded the scholarship and I can not be the KAUST student in this time. What was I felt? sad ? desperate ? angry ? wanna cried? NO, I am OK. Even I have a little feeling that I am not really sincere, but my husband give me the motivation that "this is the best choice given by Allah, we stiil can go saudi doing umra and hajj with another way" I realize maybe I should study more and more to be qualify. This is the rule given by Allah for me to study. I am not worthy in this time, I am not giving up, my spirit still on flame. " Someday you can go there to be the student my dear maybe not the doctoral student, maybe u can be the post doctoral student. And someday we can go umra and hajj together with the best way choosen by Allah" he said. From this failure I can learn how to be the best candidate, someday, the prayer of my husband and me will be come true because Allah will hear everything and will give everything. 

"failures are people who did not realize how close he was to the success of distance when he has given up" (Thomas Alva Edison)

Now I raise my hand and stepped my foot start to run and collect all the puzzle make it into one frame which called new life. Start to built my dream with the way Allah gives to me. I wonder that it will be very amazing, more amazing that if I can get the scholarship in KAUST now. Because the journey will be longer and maybe I will faced allot of new experience, besides experience is the best teacher. I wonder that I still life and breathe easily in this second, Allah still gives me the air to breathe the strength to thinking more and more. I am not die and I will life in this world until all my bussines completed (Insya Allah).

Thanks Allah, you give me the best husband ever, he knows when I fall, he tries to help me to stepped up my foot when I felt weak for walk, he helps me to raise my head when I felt so tired to look up, he hold my hand and learn me how to choose another way. Thanks Allah, you give me breath and health till this second. Please Allah, give me the fire to running up to be the winner in another chance.




Wednesday, February 19, 2014

Kutemukan semua padamu my zaujiy

Subhanallah, subhanallah, Alhamdulillah mungkin hanya itu yang dapat aku ucap setelah mengenal dan menjadi istrinya. Senang sekali kalau pasangan kita memang satu prinsip. Bukan hanya sabar dan penyayang, Zaijuyku ini (WH) sangatlah mengerti aku, segala aspek dia selalu toleran denganku. Dari awal kita memang satu visi misi, kita punya cita2 yang sama, kita hanya akan mengabdi untuk negeri. Jadi kemanapun kita akan pergi menuntut ilmu nantinya, Indoesia akan tetap menjadi negeri terhebat dan terbaik di mata kita.

Kita berasal dari keluarga guru di desa, mungkin juga karena faktor X itu kita bisa langsung klop. Ayah ibuku dan dia sama2 guru. Kita juga punya cita2 yang sama, kita pengen jadi guru saja, tak usahlah muluk2 cukup dengan kita hidup bersama dan membesarkan anak2 kita mendidik mereka dan mengabdi untuk bangsa sudah cukup membuat hidup kita bermakna.

Kita bukan tipe2 workholic yang pengen ngetren di perusahaan internasional bergengsi dengan gaji selangit, cukup di indonesia saja jadi guru. Kalopun kita diberi kesempatan untuk keliling dunia kita hanya berharap kesempatan itu dan moment itu tak jauh dari cita2 kita yang hanya ingin menjadi guru.

Subhanallah, jodoh memang sesuai dengan apa adanya kita ya...^ ^

Friday, February 14, 2014

Sebuah perpisahan dan aku pasti kembali untuk kalian


Malam ini aku tidak bisa tidur, kenapa? Karena malam ini adalah malam terakhir aku mendekap bantal guling di kamarku yang sudah aku huni kurang lebih selama 21 tahun. Esok hari aku sudah harus berangkat ke jogja untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta dan pada hari minggunya aku harus siap terbang ke negeri panda itu.
Pagi ini, Sabtu 9 September, aku berangkat ke jogja bersama keluargaku, sengaja kami berangkat pagi-pagi sekali walaupun pesawat yang akan membawaku ke Jakarta itu baru akan terbang jam 15.00, namun lebih baik datang diawal dari pada terlambat, selain itu ibuku harus ke rumah sakit untuk terapi tulang. Ya beberapa tahun ini beliau mengidap penyakit pengapuran sehingga setiap 3 hari sekali beliau harus ke rumah sakit untuk melakukan terapi. Hal ini pula yang menjadi bahan pertimbanganku untuk tetap tinggal, berat hatiku meninggalkan ibuku yang sudah sering sakit-sakitan, walaupun ada ayahku yang menjaganya, namun aku akan merasa lebih puas jika aku tahu tentang semua hal yang berkaitan dengan ibuku secara langsung. Namun apa daya, nasehat dan pilihan ibuku menjadi yang terbaik, dan aku harus menurutinya. Insya Allah ibuku akan baik-baik saja, aku selalu menitipkan segala kesehatan dan umurnya pada sang maha penguasa hidup. Aku berharap ibuku bisa melihatku sukses dikemudian hari, aku selalu berdoa yang terbaik untuknya. Dalam setiap sujudku aku selalu berdoa semoga kebahagiaan senantiasa bersamanya, kesehatan dan kemudahan dalam hidup selalu mengelilinginya selama aku tak bisa disampingnya. Aku yakin ada Dia yang Maha Kuasa yang akan menjaganya dari segala marabahaya. Aku berharap semoga kepergianku bisa menjadikan obat mujarab bagi sakitnya ini. Semoga dengan tercapainya segala cita-citaku yang juga menjadi cita-citanya akan semakin memperpanjang umurnya, menjadikan hidupnya terasa lebih indah dan bermakna.
Setelah segala urusan dirumah sakit selesai, kami melanjutkan perjalanan menuju bandara Adisucipto Yogyakarta, tak lupa aku mampir ke Lab untuk menemui beberapa dosen rekomendator dan dosen pembimbingku, tanpa dukungan dari beliau-beliau ini aku tak mungkin akan jadi seperti ini. Aku juga membawa serta teman setiaku, Mira yang saat itu sedang rapat dengan para dosen. Aku bawa dia ke bandara sekaligus. Sampai di bandara rupanya teman-teman khalaqoh-ku sudah menunggu, mereka ingin mengantarkan aku sekaligus bertatap muka setelah sekian lama tidak bertemu. Beberapa teman kos juga datang. Sampai di bandara Adisucipto, aku segera melakukan check in karena kebetulan counter check in sudah dibuka. Setelah ditimbang ternyata barang yang aku bawa over bagage sehingga aku harus membayar denda, berat barang yang aku bawa ini aku sesuaikan dengan tiket pesawat Jakarta-beijing, karena aku menggunakan pesawat yang berbeda untuk penerbangan Jogja-Jakarta, tentu ketentuan berat bagasinyapun akan berbeda. Aku memang membawa banyak barang-barang terutama baju, aku takut kalau disana akan sulit mencari model baju yang sesuai dengan seleraku, karena notabene seleraku adalah pakaian lebar dan besar-besar sedangkan yang aku tahu China itu negara komunis dengan jumlah penduduk muslim yang sedikit. Mungkin ada pakaian muslim tapi kan tahu sendiri trend pakaian muslim jaman sekarang yang sudah dibilang menyalahi aturan. Setelah kepengurusan check in  selesai, aku kembali ke teman-temanku dan keluarga. Kali ini hatiku benar-benar terasa berat, setelah foto-foto selesai aku pamitan pada mereka satu persatu, aku tak kuasa saat berpamitan pada ibuku, aku memeluknya erat dan menangis, suasana seketika menjadi haru dan beberapa kerabat yang mengantar juga ikuta ikutan menangis. Aku sangat-sangat merasa berat hati saat ini. Aku tak ingin pergi, aku ingin menemani ibu saja dirumah, tapi seketika aku ingat, jika aku tak jadi pergi, sama halnya dengan keputusan terbodoh yang aku ambil seumur hidup. Dengan gaya cool-nya bapaku menasehati bahwa 2 tahun itu tak akan lama, waktu itu berputar sangat cepat dan aku pasti akan cepat kembali secepat itu pula waktu berputar.
Di dalam pesawat aku masih saja menangis, dari mulai pesawat take off sampai kondisi settle di atas awan pikiranku masih saja melayang-layang pada perpisahan dengan ibuku tadi. Aku sempat menyayangkan kenapa aku tidak menuruti kata-kata ibuku saja untuk diantarkan sampai Jakarta? Sehingga aku punya banyak waktu untuk bersama ibuku setidaknya sampai esok hari. Tadinya ibuku dan keluargaku akan mengatarkan aku sampai bandara Soekarno Hatta dengan menggunakan perjalanan darat. Namun aku menolaknya, karena perjalanan dari kampung ke Jakarta itu akan memakan waktu kurang lebih 12 jam, dan akan sangat melelahkan untuk kondisi ibuku saat ini, selain itu aku takut kalau aku benar-benar tidak mau berangkat jika ibuku mengantar langsung sampai ke bandara Seokarno Hatta, pikiranku pasti akan terus melayang-layang ke ibuku karena ibuku juga harus melanjutkan perjalanan darat pulang ke kampung setelah aku take off nantinya, dan aku pikir jika aku hanya diantar sampai jogja itu akan lebih baik, karena di Jakarta nanti aku akan bertemu dengan kakak perempuanku yang kedua, mas Wahyu Hidayat dan kakak iparku (suami kakak perempuan pertama) yang sudah janjian dari jauh-jauh hari. Bukan berarti diantar mereka ke bandara Soekarno Hatta membuat aku mengurungkan diri untuk menangis, tetapi setidaknya itu menjadi lebih baik, daripada aku harus diantar langsung ibuku yang pastinya ikatan hati antara kakak dengan adik dan antara ibu dengan anak akan sedikit berbeda. Dan jika ibuku mengantar langsung ada kemungkinan aku bisa nangis gelosotan di bandara karena tak mau pergi (lebay). Namun jika kakaku yang mengatar ke bandara Soekarno Hatta aku akan merasa malu untuk membatalkan kepergian, karena sifat kakaku yang tegas ini. Bukan berarti ibuku tidak tegas, namun aku tidak bisa meninggalkannya ! itu saja ! dan jika aku menangis di bandara Adisucipto karena berpisah dengan ibuku, maka aku akan sedikit menemukan penawarnya setelah aku sampai di Jakarta nanti dan bertemu kakaku, walaupun tidak bisa dipungkiri aku juga akan mengais lagi sewaktu akan terbang ke China, tapi kali ini yang mengantar bukan ibuku dan aku sudah bisa memastikan bahwa ibuku sudah sampai dirumah saat aku take off menuju China, jadi tak ada pikiran ibuku masih dijalan dan menempuh perjalanan jauh selama 12 jam. Aku bisa sedikit tenang dan lega.
Sekitar 20 menit berada di udara aku masih saja menangis, sudah banyak sekali tissue yang aku gunakan untuk mengusap air mataku ini. Sampai teman sebelah kursiku ini menegurku dan mengajaku ngobrol, akhirnya aku bisa sedikit melupakan suasana haru di bandara itu. Kami ngobrol macam-macam dan aku bisa terhibur karenanya. Satu jam kemudian pesawat itu berhasil landing di bandara Soekarno Hatta, segera aku mengambil bagasiku dan mengaktifkan telepon genggamku, aku yakin tidak lama lagi ibuku akan menelpon aku. Dan benar sekitar 15 menit kemudian beliau menelponku, menanyakan kabar dan apakah aku sudah bertemu dengan kakak apa belum. Aahh ibu kau selalu saja menghawatirkan aku.  Sambil menunggu kakak dan jemputan dari rekanku, mas Wahyu Hidayat, aku berbincang-bincang dengan salah seorang kawan yang baru saja aku kenal di bandara Adisucipto, kebetulan kami satu pasawat namun tempat duduk kami berjauhan dan sama-sama over bagage sehingga harus membayar denda. Kami berkenalan di loket itu dan belakangan aku tahu bahwa beliau itu akan berangkat ke madrid untuk melanjutkan studi S2-nya yang sudah memasuki tahun ke 2 ini, beliau sengaja menungguiku karena beliau pikir aku akan menunggu keberangkatan pesawat ke China di terminal penerbangan internasional sehingga beliau menawarkan untuk menunggu bersama-sama, namun aku menjelaskan bahwa penerbanganku ke China untuk esok malam, hari ini aku akan menghabiskan waktu di Jakarta bersama kakaku. Lama mengobrol rekanku sudah menelpon, dia memberitahuku bahwa dia sudah diluar dan aku disuruh keluar pintu terminal. Disitu aku berpisah dengan kawan yang baru saja aku kenal itu tidak lupa kami bertukar email agar bisa tetap keep in touch. Sampai diluar terminal, aku bertemu dengan rekanku dan kami akan bersama-sama menunggu kedatangan kakaku yang rupanya masih didalam pesawat.
Aku memang membuat janji dengan kakaku untuk bertemu di bandara, kebetulan kakaku yang tinggal di luar jawa itu ada dinas di Jakarta hari senin, aku sengaja meminta kakaku untuk datang lebih awal, karena aku sangat rindu padanya, sudah lama aku tidak bertemu bahkan saat lebaranpun kami tidak bisa bertemu karena dia sangat sibuk dengan pekerjaannya. Aku ingin bertemu denganya walaupun hanya sehari dan kebetulan dengan adanya perjalanan dinasnya itu memudahkan niatku untuk bertemu denganya. Kemudian di esok harinya sebelum berangkat kakak iparku yang ada di pulau yang sama dengan kakak keduaku itu juga akan menyusul, skenario Allah memang indah, dia juga ada tugas di Jakarta di waktu yang berdekatan dengan keberangkatanku, Subhanallah, aku bisa berkumpul dengan keluargaku disitu. Benar-benar nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?
Setelah sholat maghrib kakaku menguhubungiku, dia mengatakan bahwa pesawatnya sudah landing dan sekarang dia sedang mengambil bagasi. Aku menunggunya di pintu terminal, tak lama kemudian kami bertemu, aku langsung memeluknya, sudah lama aku tak bertemu dengannya, biasanya perjumpaan kami hanya via telpon dan itupun sangat jarang karena aktivitas kami yang sangat-sangat padat. Setelah berusaha mencari tempat menginap, akhirnya kami memakai bus bandara dan disambung dengan taxi akhirnya kami sampai di penginapan yang letaknya lumayan jauh dari bandara itu. Malam hari kami bercengkrama dan menceritakan tentang kehebohan keponakanku, dia menangis minta ikut mamanya ke Jakarta, dengan gaya khas anak kecil yang lugu, dia mengatakan bahwa dia ingin bertemu denganku. Dia sudah tahu kalau aku mau ke China dan dia ingin bertemu denganku dulu.

“Idang kangen lik Uning ma…”rengeknya

 Namun karena dia harus sekolah maka mamanya tak mengijinkannya ikut, lagipula siapa yang akan menjaganya nanti karena mamanya juga punya urusan pekerjaan di Jakarta. Seketika aku merasa sangat rindu pada jagoan kecilku itu, namun aku tak boleh menelponya, karena sudah pasti jika dia tahu aku bersama mamahnya dia akan menangis. Aku cukup mendoakanya, semoga dia menjadi anak yang pandai dan bisa bertemu denganku suatu saat nanti. Dia juga mengatakan bahwa dia juga mau sekolah diluar negeri, aku meng-Amin-ni cita-citanya itu, cita-cita yang keluar dari mulut manis anak kecil yang mengingatkan aku pada ikhsan, si kecil dari desa Matras. Sudah seperti apakah dia sekarang? Masih ingatkah dia dengan kakak-kakak ini? Semoga cita-cita para malaikat kecil itu bisa terkabul, cita-cita yang polos dan penuh kekuatan.
Pagi hari kami bertiga jalan-jalan di kawasan blok M, kami hanya ingin refreshing dan menghilangkan penat, lama memutari pusat perbelanjaan Blok M itu, ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 kami harus segera pulang ke penginapan, karena aku harus siap-siap ke bandara, perjalananku masih panjang, tujuanku bukan di Jakarta saja, malam ini aku harus terbang ke China ! dan kakaku harus segera ke tempat diklatnya yang rupanya bukan di Jakarta tapi di Bogor, perjalanan Bogor-Jakarta membutuhkan waktu yang lumayan lama. Aku juga takut akan kemacetan menuju jalur bandara sehingga aku harus meluncur lebih awal. Sampai di penginapan kami membersihkan badan karena seharian diluar membuat badan kami terasa lengket dengan udara Jakarta yang sangat panas itu. Sembari bersiap-siap, kakaku mangatakan padaku bahwa dia ingin mengantarkan aku ke bandara juga. Namun dia harus laporan kedatangan ke kantor bogor untuk mendapatkan kunci penginapan. Setelah dihitung-hitung, ternyata perjalanan Bogor-Jakarta tidak terlalu jauh jika menggunakan taksi, itu kalau tidak macet. Dan pesawatku baru akan terbang jam 21.00 malam, sekarang baru jam 15.30 perjalanan Bogor-Jakarta dengan taksi bolak-balik diperkirakan hanya 2 jam, jadi akhirnya kami memtuskan untuk memesan 2 taksi, 1 taksi ke bandara dan 1 taksi ke bogor. Nantinya kakaku akan langsung ke bandara setelah urusan check in di kantor selesai karena ternyata urusan check in itu tidak bisa diwakili atau sekedar menggunakan telepon, dia harus datang dan menandatangani beberapa berkas kedatangan.
Perjalanan ke bandara memakan waktu sekitar 1 jam, ini dikarenakan kondisi jalan yang macet, walaupun kami sudah masuk jalan tol. Inilah Jakarta dengan segala kemacetanya. Berkali-kali aku hubungi kakaku, aku takut kalau dia juga terkena macet yang parah, aku kira dia tidak perlu kembali lagi ke bandara kalau memang kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dilalui dan efisiensi waktu, tenaga serta uang. Jika macet terjadi otomatis argo taksi akan sangat membengkak, apalagi untuk perjalanan bolak-balik Bogor-Jakarta, aku tidak bisa membayangkan itu !
Sampai di bandara, rupanya loket check in untuk pesawat Garuda Indonesia jurusan Jakarta-Beijing belum dibuka, sehingga aku memutuskan untuk menunggu beberapa saat. Berkali-kali aku telpon kakaku itu tapi dia tidak mengangkat, aku menjadi semakin khawatir. Tak berapa lama kemudian dia mengirimku sebuah sms dia mengatakan sedang dalam perjalanan menuju Jakarta lagi. Alhamdulilah aku menjadi sedikit tenang. Setelah counter check in dibuka, segera aku menuju tempat itu dan ternyata aku menjadi penumpang pertama yang check in untuk rute Jakarta-Beijing. Aku membawa semua barang-barangku yang aku kira akan over bagage lagi. Walaupun aku sudah mendapatkan tiket student dengan bagasi 40 kg, namun masih saja over karena banyaknya barang yang aku bawa. Petugas sempat menegurku, namun aku segera menunjukkan visa studentku dan mengatakan bahwa itu adalah perjalanan pertamaku ke China. Aku tunjukan semua dokumen berikut surat undangan dari Beihang University, rupanya bagasiku over 6 kg, petugas sempat bingung, aku membawa 1 tas koper besar berisi baju, 1 tas koper kecil berisi makanan dan perlengkapan lain, 1 tas jinjing berisi buku, 1 tas ransel berisi laptop dan peralatan elektronik lainnya dan 1 tas pundak kecil untuk tenpat dompet, paspor dan surat-surat perjalanan yang sekiranya akan sering dibuka tutup untuk ditunjukkan kepada petugas selama proses perjalanan. Aku mengatakan pada petugas bahwa aku bisa membawa tas ransel dan tas koper kecil itu ke kabin. Namun setelah ditimbang, tas koper besar dan tas jinjing yang akan dimasukan ke bagasi itu kurang dari 40 kg tetapi jika ditambah dengan 1 koper kecilku itu akan over 6 kg. Aku mengatakan pada petugas, oke akan saya bayar kelebihanya silahkan dihitung. Setelah berpikir lama, petugas mengurungkan pembayaranku itu dikarenakan over bagage-ku masih tergolong normal dan bisa dimaafkan terlebih karena aku new student dan ini perjalanan pertamaku. Aku merasa bersyukur sekali, Allah benar-benar memudahkan perjalananku.
Setelah check in selesai, aku kembali keluar dan menemui rekanku, aku masih sangat cemas pada kondisi kakaku, dia mengatakan bahwa jalanan sangat macet, aku takut kalau-kalau dia tidak bisa mengejar waktu sampai di bandara. Sambil menunggu aku teringat kalau aku belum punya mata uang China (Remimbi/RMB/Yuan) seperpun. Aku hanya membawa dolar dan rupiah saja, sebenarnya aku dan ibuku sudah berusaha mencari mata uang china di kota kecilku sehari sebelum berangkat ke jogja, namun nihil kami tak mendapatkanya, akhirnya daripada pulang dengan tangan kosong, aku menukarkan uang rupiah ke dolar. Ini untuk cadangan saja, sebenarnya aku akan diberi uang kedatangan saat sampai di China, namun aku takut saja jika uang kedatangan itu tidak langsung diberikan, mengingat aku datang 1 minggu lebih awal dari jadwal registrasi yang ditentukan oleh panitia. Selain itu aku juga sudah merubah status tabunganku di salah satu Bank swasta, yang tadinya status debet biasa saja langsung aku ubah menjadi gold sehingga bisa dipakai untuk bertransaksi diseluruh dunia.
Sembari mencari money changer yang menjual mata uang China dengan harga miring, telponku bergetar, ternyata kakak iparku sudah sampai di bandara, pesawat Garuda yang dia pakai sudah landing dan dia akan segera menemuiku. Selesai menukar uang, aku menemui kakak iparku tersebut dan kami memutuskan untuk menunggu kakak perempuanku bersama-sama. Sembari menunggu, kami bertiga memutuskan untuk makan malam bersama di salah satu quick food di bandara yang terletak tidak jauh dari terminal keberangkatan internasional itu. Aku semakin cemas karena kakak perempuanku tidak kunjung datang. Sekitar 15 menit kemudian kakak perempuanku menelponku, dia mengatakan bahwa dia sudah di bandara dan cepat-cepat aku mencarinya. Lega rasanya semua sudah berkumpul disini, aku bisa menata hatiku lagi, namun tiba-tiba perasaan enggan pergi ini mulai menggelayut di dadaku, tetapi sengaja aku sembunyikan agar tidak merusak suasana kehangatan itu. Kami memesan makanan dan makan dengan santai dan sesekali disertai candaan. Suasana hangat itu membuatku semakin enggan pergi, namun ternyata waktu berjalan sangat cepat, jam 20.00 itu aku sudah harus masuk ke ruang tunggu, karena pesawat akan segera berangkat pukul 21.00, selesai makan kita berfoto-foto dan bergegas menuju pintu terminal. Di pintu terminal itu kakiku terasa sangat berat untuk melangkah kedalam. Aku masih ingin bersama mereka lebih lama. Aku tak tahu apa yang terjadi esok hari di China, aku tak mau meninggalkan zona nyamanku ini. Aku sangat mencintai mereka. Berkali-kali teleponku berdering, ada sms dari para sahabatku yang mengetahui rencana keberangkatanku ini, mereka mendoakanku dalam sms itu, tak lupa pula ibuku menelpon memastikan bahwa aku sudah berada di bandara saat ini. Aku juga tak lupa menelpon kakak perempuanku yang pertama aku ingin meminta doa restunya dan aku juga ingin mendengarkan suara keponakan-keponakanku yang tak bisa menemuiku saat itu.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 20.30 itu tandanya aku harus melepaskan dekapan erat keluargaku saat itu. Aku harus segera pergi. Tak terasa air mataku mulai menetes, aku sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahanya tapi akhirnya jebol juga saat kakak perempuanku memeluku dengan erat seolah tak mau melepaskan aku, dia menangis tersedu dalam pelukanku, dia mengatakan aku harus segera pulang dan membahagiakan orang tua, aku harus menjaga diri dengan baik dan pastikan pulang secepatnya, keluarga menungguku di tanah air. Aku semakin tidak tahan dengan tangisan kakak perempuanku itu, aku semakin tidak mau melangkahkan kaki untuk masuk kedalam terminal. Setelah dia mengusap air matanya, aku putuskan untuk benar-benar pergi. Kali ini aku harus kuat, aku segera menghapus semua air mataku dan memastikan bahwa aku benar-benar siap terbang malam ini. Lambaian tangan mereka seolah mengartikan bahwa aku harus segera pergi, wujudkan mimpi-mimpi dan cita-cita, bergegaslah kembali untuk mengabdi pada tanah air. Sebelum kakiku benar-benar melangkah menuju pintu terminal, seseorang yang selalu menemaniku berlari kearahku dan membisikan sesuatu ditelingaku, aku tahu apa maksudnya yang kurang lebih akan sama dengan bergegaslah pulang Uvi, aku menunggumu. Air mataku menetes lagi, kali ini aku benar-benar cengeng dan sangat sensitive, tak tahu harus mengatakan apa padanya, aku hanya mengatakan, tolong jaga orang tuaku untukku...
Memasuki pintu pengecekan paspor oleh petugas imigrasi di bandara, aku masih saja menangis, aku tak kuasa meninggalkan mereka. Namun setidaknya hal ini masih normal, aku tidak tahu apa yang terjadi jika yang ada diluar sana adalah ibuku, wanita yang sangat aku cintai, mungkin aku akan pingsan saat itu juga dan tidak jadi berangkat (lebay), bahkan sampai di ruang tunggu itupun aku masih saja meneteskan air mata. Hatiku benar-benar sedih saat itu. Seketika aku teringat, aku harus mengirim beberapa sms balasan ke teman-teman yang dari tadi mengirimiku sms selamat jalan. Sebelum handphone-ku benar-benar dimatikan di dalam pesawat, maka aku kirim sms balasan yang hampir semuanya sama karena aku kirim secara serempak, aku tak kuasa lagi untuk mengetik banyak sms saat itu, hatiku benar-benar pilu dan sedih sehingga rasanya semua organ tubuh ini ikut merasakan betapa nestapanya hatiku ini. Tak lupa aku kirim sms ke keluargaku dan ibuku, aku mengatakan jangan menelponku lagi, karena aku sedang di ruang tunggu, aku mengatakan pada mereka bahwa aku takut akan pingsan jika mereka tetap menelponku, aku mengatakan aku akan segera memberi tahu mereka kalau esok sudah sampai di Beijing dan tolong doakan perjalananku malam ini bisa selamat sampai tujuan.
Ternyata pesawat Garuda yang akan membawaku ke Beijing ini harus delay selama kurang lebih 1 jam, sesorang yang membisikan kata-kata sebelum aku masuk terminal itu menelponku dan memastikan bahwa kakak perempuanku sudah diantar ke tempat pemberhentian bus bandara dan bahkan sudah naik bus bandara menuju Bogor. Kemudian kakak iparku sudah naik taksi menuju hotel tempat dia menginap malam ini. Dia sendiri akan melanjutkan perjalanan menuju tempatnya mencari rizki dengan menunggu pesawat yang akan membawanya ke kota pengharapannya itu. Dia merupakan salah satu diantara suporter- suporterku selama ini. Yang selalu mendukungku untuk mewujudkan segala asa dan cita-citaku untuk kuliah di luar negeri dan menggapai prestasi demi prestasi. Dia adalah supporter terbaik setelah keluargaku. Perannya sangat penting bagiku, tanpanya mungkin aku tak bisa lulus dengan cepat dan tepat waktu, dia sangat membantuku, akupun berjanji dalam diriku bahwa aku akan membantunya mewujudkan mimpi-mimpinya sama halnya dia berjanji membantuku mewujudkan mimpi-mimpiku. This I promise you, Insya Allah…
Sampai di dalam pesawat aku masih saja menangis, aku tak tahu bagaimana mengatasi diriku ini. Aku benar-benar sangat sedih saat ini. Dalam hati aku berjanji, aku pasti akan segera kembali untuk kalian...
Tepat pukul 22.00 pesawat garuda jurusan Jakarta-Beijing lepas landas. Berbait-bait doa aku panjatkan saat di udara ini. Aku tak punya siapa-siapa lagi selain Allah yang selalu kubawa kemanapun aku pergi, aku tak bisa menelpon keluargaku karena telepon genggam harus dimatikan selama perjalanan, kebetulan kursi sebelahku ini kosong sehingga aku bisa dengan leluasa menangis. Aku buka camera-ku, camera berwarna pink yang entah hadiah atau pinjaman seseorang yang mengantarkan aku ke bandara tadi, camera yang akan membantuku merekam memori dan kenangan-kenanganku dalam menjalani hari-hari di Beijing sebagai bukti bahwa aku bisa sampai di Beijing dan berkeliling di kota itu yang nantinya hasil fotonya akan menjadi bukti sejarah perjalanan hidupku dan akan aku ceritakan pada anak cucuku kelak, kemudian akan aku perlihatkan pada dunia bahwa aku bisa mewujudkan cita-citaku. Aku putar video dan slide-slide kenangan yang aku ambil saat lebaran bulan lalu. Aku lihat video keponakan kembarku yang begitu menggemaskan. Aku lihat foto-foto keluargaku, dan itu lumayan bisa mengobati sakit hatiku ini. Sepanjang perjalanan aku tak bisa memejamkan mata, hatiku masih sangat sakit, meninggalkan mereka yang aku cintai.

Saat aku berusaha memejamkan mata salah seorang pramugara menghampiriku

Pramugara : mbak kenapa gak tidur? Maaf ya mbak kalau terganggu dengan kondisi pesawat yang kurang nyaman, biasa mbak orang asing memang suka rebut (sambil menunjuk dengan hati-hati pada serombongan orang China yang sedang main kartu di dalam pesawat)
Me : ahh gapapa mas, saya cumin lagi sedikit gak enak badan (sambil mengusap air mata)
Pramugara : mbak mau ke china ada urusan apa?
Me : mau sekolah mas
Pramugara : ooh mau lanjut kuliah S1 ya disana? Ambil jurusan apa? Kok sendirian saja?
Me : bukan mas, saya mau lanjut S2 Insya Allah, ambil engineering mas, iya sendirian saja nanti disana juga Inysa Allah ada kawan (sambil agak ke-geer-an gara-gara dikira baru lulus SMA)
Pramugara : wah mau S2? Ah yang bener mbak, kelihatannya masih kecil gini kok
Me : ya bener mas ngapain juga saya bohong (sambil tersipu-sipu merasa muda kembali)
Pramugara itu sangat baik padaku, melihat aku yang tidak bisa tidur semalaman membuatnya menawarkan aku berbagai macam makanan yang tersedia di kabin. Namun kondisi hatiku saat ini sedang tidak bersahabat dengan makanan seenak apapun. Aku mencoba untuk tidur walau sekejap, karena aku yakin esok di Beijing aku akan melanjutkan perjalanan baru dan kepengurusan kedatanganku akan lumayan menguras energi.
Baru bisa terlelap beberapa menit, terjadi keributan di dekat kabin belakang. Kebetulan posisi tempat dudukku yang berada di bagian nomor 2 dari kabin belakang menjadi sangat jelas mengenai keributan apa yang terjadi malam ini. Rupanya salah seorang penumpang asli zhongguo (baca : China) mengalami serangan jantung mendadak malam itu. Sontak seluruh crew pesawat sangat kebingungan dan kaget. Namun karena mereka sudah terlatih, kondisi itu bisa segera pulih. Untung saja orang yang terkena serangan jantung itu ada bersama dengan keluarganya. Sehingga salah seorang pramugari yang menelpon si kapten yang berada di kokpit pesawat untuk meminta pendaratan mendadak di bandara terdekat itu menelpon kembali si kapten bahwa si penumpang sudah bisa dipulihkan. Awalnya mereka sempat bingung karena si penumpang tak bisa ditanyai dengan menggunakan bahasa inggris, namun rupanya ada satu crew yang benar-benar asli dari China sehingga dia bisa berbicara dengan penumpang yang sakit tersebut. Ternyata dia bersama keluarganya di dalam pesawat tersebut. Kemudian si penumpang itu dipapah dan dibaringkan ditempat istirahat para crew pesawat yang letaknya bersebelahan dengan tempat dudukku. Aku sempat takut juga kalau-kalau si penumpang itu kambuh lagi penyakitnya. Namun segera aku buang pikiran itu jauh-jauh dan bergegas untuk tidur.
Kurang lebih 2 jam sebelum pesawat landing, para crew pesawat membagikan makan pagi untuk para penumpang. Menu makanannya lumayan enak dan dijamin halal. Aku baru sadar kalau sesaat lagi akan sangat sulit bagiku menemukan makanan yang halal, dan pastinya aku akan sangat kelelahan karena tidurku malam ini kurang berkualitas. Pramugara yang baik hati itu menasehatiku untuk menghabiskan makanan itu karena perjalananku akan sangat melelahkan hari ini, tak lupa sebelum pesawat benar-benar mendarat, dia memberiku beberapa buah roti untuk bekalku di beijing, semoga Allah membalas semua kebaikannya, amin. Setelah pesawat benar-benar akan menginjakan rodanya di daratan Beijing, aku ingat pesan kerabatku untuk membaca sholawat nabi dan ayat kursi agar aku dijauhkan dari segala hal yang tidak diinginkan dan selalu dijaga dalam segala tindakan saat aku di negeri orang ini. Aku mohonkan doa itu dengan sangat khusyuk, dan tak terasa aku meneteskan air mata lagi. Aku sudah rindu keluargaku….
Akhirnya aku sampai di Beijing, China. Negeri pengharapanku dalam meniti masa depan. Dan hari ini pukul 06.00 waktu Beijing, atau setara dengan 05.00 WIB aku menginjakan kaki pertamaku di negeri orang. Aku berharap segala kebaikan dan ridho-Nya akan selalu menemaniku disetiap jejak langkah kakiku menapak di negeri pengharapan ini.



Ya Robbi, mudahkanlah segala urusanku disini, mudahkanlah langkahku mencapai cita-cita, karena engkaulah sebaik-baik maha pemberi kemudahan...
Ya Maha yang membolak-balikan segala isi hati, mantapkanlah aku di bagian bumi-mu ini Ya karim, buatlah hatiku mantap akan segala keputusanku ini, jangan biarkan setan menggerogoti segala keyakinanku, jagalah aku dan hatiku duhai sang maha indah...


يامقلب القلوب ثبت قلبي على دينك
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Diinik'

Artinya: “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu.”
[HR.Tirmidzi 3522, Ahmad 4/302, al-Hakim 1/525, Lihat Shohih Sunan Tirmidzi III no.2792]

  
يا مقــلـب لقــلــوب ثبــت قــلبـــي عــلى طـا عــتـك
'Yaa Muqallibal Quluub, Tsabbit Qalbi ‘Ala Ta'atik'

Artinya: “Wahai Dzat yg membolak-balikan hati teguhkanlah hatiku diatas ketaatan kepadamu”
[HR. Muslim (no. 2654)]

  
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
'Allaahumma Musharrifal Quluub, Sharrif Quluubanaa ‘Alaa Tho'atika'

Artinya: “Ya Allah yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu.” (HR. Muslim)

 
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
'Rabbabaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lana Mil-Ladunka Rahmatan Innaka Antal-Wahhaab'

Artinya: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(QS. Ali Imran: 7)



“Sesungguhnya Kami mewarisi bumi dan semua orang-orang yang ada di atasnya, dan hanya kepada Kamilah mereka dikembalikan”
(Q.S Maryam ayat 40)

“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya: "Dalam keadaan bagaimana kamu ini?". Mereka menjawab: "Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah)". Para malaikat berkata: "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?". Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali”
(Q.S An-Nissa ayat 97)

“Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Sungguh, bumi-Ku luas, maka sembahlah Aku (saja)”
(Q.S Al-Ankabut ayat 56)





###